BONTANGPOST.ID, Bontang – Aktivitas di Pelabuhan Loktuan diperkirakan meningkat tajam menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pergerakan penumpang laut mulai terlihat berubah sejak awal Desember, membuat operator menyiapkan langkah antisipasi lebih awal.
PT Laut Bontang Bersinar (LBB) memprediksi puncak arus mudik akan terjadi pada 18 Desember 2025. Manajer Operasional LBB, Jackthin Pamasi, menyebut tanda-tanda lonjakan sudah tampak sejak pekan pertama Desember.
“Puncak arus mudik kami prediksi tanggal 18 Desember. Untuk keberangkatan hari itu, tiket kapal Pelni sudah habis sejak minggu lalu,” ujarnya, Selasa (2/12/2025).
Lonjakan paling besar terjadi pada rute menuju wilayah Sulawesi dan Nusa Tenggara. LBB masih menunggu konfirmasi resmi dari PT Pelni terkait kemungkinan dispensasi atau penambahan kapasitas angkut.
“Belum ada ketentuan tambahan. Kalau ada kebijakan baru, biasanya Pelni akan menyampaikan ke kami,” terang Jackthin.
Sejumlah persiapan juga dilakukan menjelang pembentukan Posko Terpadu Nataru. Pihak pelabuhan mulai memasang CCTV di area tunggu, dermaga, dan terminal embarkasi, menyediakan televisi serta fasilitas minum, hingga memasang papan informasi jadwal keberangkatan.
“Semua persiapan awal sudah dibahas. Tinggal pematangan dengan instansi terkait dalam rapat resmi,” katanya.
Untuk jadwal kapal Desember 2025, KM Egon dan KM Binaiya menjadi armada yang paling sering beroperasi di Pelabuhan Loktuan. KM Egon mulai berangkat 4 Desember menuju Parepare, kemudian melanjutkan rute panjang pada 6 Desember ke Batulicin, Surabaya, Lembar, dan Waingapu. Sementara KM Binaiya melayani rute Parepare, Awerange, Makassar hingga Kupang pada 9 dan 11 Desember.
Menjelang puncak arus mudik, KM Egon kembali beroperasi pada 18 Desember, disusul KM Binaiya pada 25 Desember dengan rute Makassar–Labuan Bajo–Bima–Benoa–Ende–Kupang. Untuk kapal swasta, jadwal masih menunggu konfirmasi agen.
Masyarakat diimbau tidak menunda pembelian tiket dan selalu mengikuti informasi resmi dari Pelni maupun pihak pelabuhan.
“Jangan menunggu mepet. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, lonjakan justru terjadi lebih cepat dari perkiraan,” pungkas Jackthin. (KP)
















































