BONTANGPOST.ID, Bontang – Sekolah di Kota Bontang diingatkan untuk jujur dalam mengisi Data Pokok Pendidikan (Dapodik), karena menjadi syarat utama memperoleh bantuan pendidikan dari pemerintah pusat.
Peringatan itu disampaikan Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian. Ia menyoroti masih adanya sekolah yang tidak mencantumkan kebutuhan riil dalam sistem Dapodik, padahal data tersebut menjadi acuan utama penyaluran bantuan, mulai dari revitalisasi sekolah hingga penambahan ruang belajar.
Menurut Hetifah, sebagian sekolah cenderung memoles data demi kepentingan akreditasi. Akibatnya, kondisi fasilitas di lapangan tidak tergambar secara utuh dalam Dapodik.
“Karena rangka akreditasi, datanya dibagus-baguskan. Padahal sebenarnya masih perlu. Sebaiknya direvisi saja sesuai kebutuhan,” ujarnya, Kamis (18/12/2025).
Ia mencontohkan temuan di lapangan, di mana keterbatasan ruang memaksa sekolah mengalihfungsikan sejumlah ruangan. Seperti ruang UKS dijadikan musala, sementara ruang kelas digunakan sebagai ruang guru.
“Namun di Dapodik tidak dicantumkan kebutuhan ruangannya,” ungkapnya.
Hetifah menegaskan, ketidaksesuaian data tersebut menjadi hambatan utama dalam pengajuan bantuan pendidikan. Selama kebutuhan tidak tercantum, pemerintah pusat tidak memiliki dasar untuk mengalokasikan pembangunan.
“Kalau kebutuhannya tidak dicantumkan, sampai kapan pun tidak akan bisa dibantu,” tegasnya.
Ia berharap seluruh sekolah di Bontang lebih terbuka dan jujur dalam pengisian Dapodik, mengingat data tersebut terintegrasi langsung dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai dasar perencanaan serta penyaluran bantuan pendidikan.
“Ini butuh kerja sama dan kejujuran. Jangan sampai sekolah sebenarnya butuh ruang kelas, laboratorium, atau toilet, tapi tidak dicantumkan di Dapodik,” pungkasnya. (*)

















































