BONTANGPOST.ID, Samarinda – Setelah sempat menjadi buah bibir tahun lalu, Plaza Mulia Samarinda kembali dilelang. Nilai limit terbaru pusat perbelanjaan legendaris di Jalan Bhayangkara No.58 ini ditetapkan sebesar Rp405,65 miliar, turun hampir Rp96 miliar dibandingkan penawaran awal pada 2024.
Informasi lelang tersebut diumumkan melalui portal resmi lelang.go.id, dengan Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Bankaltimtara) sebagai penjual, bekerja sama dengan KPKNL Samarinda.
Uang jaminan lelang ditetapkan Rp81,13 miliar, dengan batas akhir penyetoran pada 26 Oktober 2025. Sedangkan penawaran akan dibuka hingga 27 Oktober 2025 pukul 10.00 WITA.
Berdasarkan data, aset tanah dan bangunan dengan SHGB Nomor 1601090400221 seluas 11.355 meter persegi ini berdiri di kawasan strategis yang dikenal sebagai “jalur emas” Samarinda.
Langkah lelang kali ini menambah daftar aset bernilai tinggi yang dilepas secara terbuka. Sebelumnya, pada Oktober 2024, Bankaltimtara juga telah melelang Plaza Mulia dengan harga limit Rp501,17 miliar, yang kemudian direvisi menjadi Rp477,24 miliar di akhir tahun.
Sejarah dan Perjalanan Plaza Mulia
Dibangun pada 2007 dan beroperasi sejak 2009, Plaza Mulia didirikan oleh pengusaha lokal H Syahrun HS (Haji Alung), yang juga dikenal sebagai Ketua DPRD Kaltim dua periode. Mal lima lantai ini sempat menjadi ikon belanja warga Samarinda, menampung berbagai tenant besar seperti Matahari, Hypermart, J.CO, Excelso, hingga Giordano.
Namun, setelah beberapa kali restrukturisasi kredit, pengelola PT Selyca Mulia dilaporkan menunggak kewajiban hingga ratusan miliar rupiah. Pada 2018, kredit Plaza Mulia masuk kategori dalam perhatian khusus, sebelum akhirnya dilelang oleh Bankaltimtara.
Kini, penurunan nilai lelang hingga Rp405 miliar dinilai mencerminkan dinamika pasar properti di Samarinda, di tengah kondisi ekonomi yang menantang. Meski begitu, posisi Plaza Mulia di jantung kota tetap menjadikannya aset potensial bagi investor besar.
“Nilai lelang di atas Rp400 miliar masih wajar untuk pusat perbelanjaan di kawasan Bhayangkara. Hanya saja, minat investor kini cukup terbatas,” ujar seorang konsultan properti yang enggan disebutkan namanya. (KP)