BONTANGPOST.ID – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti berulangnya kasus keracunan pangan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat.
Sejak September lalu, tercatat sedikitnya 1.315 anak mengalami gejala mual, pusing, muntah, hingga sesak napas. Sebagian besar telah sembuh, namun lima anak masih dirawat.
Budi menjelaskan, kasus keracunan massal umumnya disebabkan oleh kontaminasi bakteri, disusul virus, serta senyawa kimia berbahaya yang dapat merusak makanan.
Untuk mencegah kejadian serupa, Kemenkes memperkuat kapasitas laboratorium daerah dengan menyiapkan reagen khusus guna uji mikrobiologi dan toksikologi.
“Jika kita mengetahui jenis bakteri atau virusnya, pengobatan bisa segera ditentukan, sekaligus menganalisis sumber penyebabnya,” kata Budi dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Rabu (1/10/2025).
Selain bakteri, kontaminasi bahan kimia juga menjadi ancaman, seperti nitrit pada sayuran, histamin pada ikan tidak segar, atau makanan fermentasi dengan kadar histamin tinggi. Zat ini dapat menimbulkan gejala ruam, gatal, hingga rasa terbakar di mulut.
Sejumlah bakteri yang sering muncul pada kasus keracunan MBG antara lain:
-
Salmonella (daging, telur, susu mentah)
-
Escherichia coli (daging/produk hewani kurang matang, gejala berat)
-
Bacillus cereus (nasi, pasta, kentang tidak tersimpan baik)
-
Staphylococcus (daging/susu tidak dipasteurisasi)
Menurut Budi, laboratorium kabupaten/kota harus siap melakukan penelitian mikrobiologis dan toksikologi.
“Reagen akan terus kami siapkan untuk mempercepat deteksi,” tegasnya. (KP)