Pembangunan Pabrik Soda Ash Dimulai di Bontang, Langkah Strategis Kurangi Impor Bahan Kimia 30 Persen

1 day ago 13

BONTANGPOST.ID, Bontang – Proyek pembangunan pabrik Soda Ash PT Pupuk Kaltim (PKT) resmi dimulai. Pabrik yang berlokasi di kawasan Kaltim Industrial Estate (KIE) ini ditargetkan mampu menekan impor bahan baku kimia nasional hingga 30 persen.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Rahmat Pribadi, menjelaskan selama ini Indonesia masih mengimpor sekitar 1 juta ton Soda Ash per tahun, yang digunakan sebagai bahan baku utama berbagai industri, termasuk kaca, deterjen, dan kertas. Selain itu, Indonesia juga masih mengimpor amonium klorida, produk samping dari pabrik Soda Ash, yang digunakan untuk pupuk perkebunan sawit.

“Dengan berdirinya pabrik ini, kita menargetkan produksi Soda Ash dan Amonium Klorida masing-masing mencapai 300 ribu ton per tahun, sehingga dapat menekan impor bahan baku tersebut secara signifikan,” ujar Rahmat saat sambutan pada seremoni groundbreaking di KIE, Jumat (31/10/2025).

Ia menambahkan, proyek ini merupakan bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menekankan hilirisasi industri serta kemandirian bahan baku nasional. “Kira-kira setahun yang lalu, arahan beliau sangat tegas dan jelas, yaitu untuk memperkuat hilirisasi dan ketahanan industri,” tambahnya.

Sementara itu, Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, menegaskan bahwa pembangunan pabrik ini sejalan dengan status Bontang sebagai kota industri yang ditetapkan pemerintah pusat. Ia berharap keberadaan proyek ini bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi lokal.

“Target kami tahun 2045, pertumbuhan ekonomi Bontang bisa mencapai 8 persen, bahkan 9,8 persen jika dipisahkan dari sektor migas. Angka ini jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Neni.

Dari pihak Pemerintah Provinsi Kaltim, Bambang Arwanto, perwakilan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyampaikan bahwa proyek ini juga akan memberikan dampak luas bagi perekonomian Kalimantan Timur, termasuk mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Pemerintah provinsi terus mendorong agar pembangunan industri tidak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga memberi manfaat sosial bagi masyarakat,” ujarnya.

Sedangkan Senior Director Business Performance and Asset Optimization Danantara Indonesia, Bimo Ariyanto, menuturkan bahwa proyek ini diharapkan mampu menyerap tenaga kerja lokal dalam jumlah besar.

“Harapannya, proyek ini tidak hanya menggerakkan ekonomi nasional, tapi juga membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar,” pungkasnya. (*)

Print Friendly, PDF & Email

Read Entire Article
Batam Now| Bontang Now | | |