Di Balik Keberhasilan Penanganan Stunting di Bontang, Wali Kota Neni Sebut Ada Peran Utama Kader Posyandu

3 days ago 23

Pelaksanaan Operasi Timbang Serentak jilid kedua di Bontang resmi dimulai pada 4 November 2025. Dalam sambutannya, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni menegaskan bahwa peran kader Posyandu sangat penting dalam upaya promotif dan preventif penanganan stunting.

Ia mengingatkan agar kader tidak hanya fokus pada kegiatan timbang balita, tetapi juga aktif memberikan edukasi tentang gizi, perilaku hidup bersih, dan pendampingan keluarga.

“Tidak sekadar menimbang, tapi kader Posyandu dan PKK harus aktif memberikan edukasi tentang gizi, ASI eksklusif, dan pola hidup sehat. Ini tanggung jawab kita semua,” ucapnya.

Neni menambahkan, Pemkot Bontang terus memperkuat program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyasar ibu hamil dan balita, serta memastikan seluruh pemeriksaan kehamilan dan imunisasi anak berjalan maksimal.

“Program MBG ini adalah investasi jangka panjang. Anak-anak sehat adalah aset pembangunan Bontang,” katanya.

Ia menegaskan pencegahan stunting harus dimulai sejak masa remaja dan kehamilan. Ibu hamil, kata dia, perlu menjaga asupan gizi seimbang, rutin memeriksakan kehamilan, serta menghindari paparan asap rokok.

“Perokok pasif lebih berbahaya, apalagi bagi ibu hamil. Saya imbau para suami agar tidak merokok di dekat istrinya,” pesan Neni.

Selain itu, ia menekankan pentingnya pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama, dilanjutkan dengan MPASI bergizi tinggi protein seperti ikan, telur, ayam, dan daging.

“ASI eksklusif enam bulan itu wajib, lalu MPASI bergizi setelahnya. Ini penting untuk pertumbuhan otak dan tubuh anak,” ujarnya.

Dalam arahannya, Neni juga menyoroti rendahnya cakupan imunisasi di Bontang yang masih sekitar 60 persen. Ia meminta agar Posyandu, Puskesmas, dan sekolah mengaktifkan kembali layanan imunisasi bagi anak-anak.

“Tolong diaktifkan imunisasi di semua Posyandu dan sekolah. Imunisasi adalah perlindungan dasar bagi anak-anak kita,” tegasnya.

Selain imunisasi, stimulasi tumbuh kembang anak dan sanitasi lingkungan juga menjadi perhatian serius. Menurutnya, anak stunting kerap mengalami keterlambatan perkembangan akibat gangguan pertumbuhan otak.

“Berikan stimulasi sejak dini. Jangan lupa, sanitasi dan perilaku hidup bersih itu kunci. Gunakan jamban sehat, jaga lingkungan, dan hentikan kebiasaan buang air besar sembarangan,” pungkasnya. (ak)

Print Friendly, PDF & Email

Read Entire Article
Batam Now| Bontang Now | | |