BONTANGPOST.ID, Balikpapan – Masalah pungutan liar (pungli) di Pantai Segara Sari Manggar Balikpapan bukan kali pertama terjadi. Ini yang membuat masyarakat kesal. Usai beberapa kejadian merugikan pengunjung. Mulai dari parkir hingga lapak sewa terpal.
Kekesalan ini ramai menjadi pembicaraan di media sosial. Seperti komentar dari akun Hamid An. Dia mengimbau agar pengunjung Pantai Manggar berhati-hati. Bahkan harus mikir berkali-kali untuk datang ke lokasi tersebut.
Awal masuk sudah ditagih bayar Rp20 ribu per orang beserta uang parkir. Menurutnya itu tidak masalah, namun ketika sudah masuk ada biaya lain yang harus ditanggung pengunjung. Seperti tidak ada fasilitas WC yang gratis.
Semuanya serbabayar dan harus mengeluarkan uang. Apabila ingin bersantai di tepi pantai, wajib menyewa tempat beserta terpal dengan tarif minimal Rp50 ribu per satu tempat.
“Apabila kita membawa terpal sendiri maka tidak diperbolehkan untuk menghamparkan terpal dan seperti dipaksa untuk menyewa tempat apabila memang ingin duduk santai,” tulisnya.
Menurutnya sangat wajar Pantai Manggar menjadi sepi dan tak diminati lagi.
Akun lainnya atas nama Khaira Laura bercerita, pengunjung tidak boleh membawa terpal sendiri karena tetap kena charge. Netizen merasa hal ini aneh karena ada pengelola objek wisata yang berjaga.
“Anehnya dibiarkan oleh petugas di sana. Seperti ada kongkalikong mereka. Gak mungkin mereka gak tahu kalau sudah ada kaplingan di pinggir pantai yang dikelola pemerintah,” ucap akun Oktavianus La’bi.
Selain soal lapak sewa terpal, pengunjung juga mengeluhkan biaya lain seperti toilet. Hingga kondisi pantai yang kotor penuh sampah. Akibat viral, bahkan ada seruan untuk tidak perlu datang lagi ke destinasi wisata andalan Balikpapan tersebut.
Seperti ditulis oleh akun Said Bewok yang merasa Pantai Manggar sedang memeras pengunjung.
“Tidak usah datang lagi, kasih tahu seluruh Kaltim. Biar kapok. Banyak tempat lain lebih bagus dan murah dan pelayanan bagus,” tulisnya.
Pengalaman lain diceritakan Ida, wisatawan lokal asal Balikpapan. Dia berkunjung untuk mengajak anak dan keponakan mengisi waktu libur sekolah, Selasa (24/6/2025). Datang bersama kerabat ingin menikmati pemandangan pantai.
Tepatnya mengincar lokasi di ujung dekat pintu keluar Pantai Manggar atau dekat sisi Jalan Dandito. Mengingat dari area ini masih bisa memandang langsung ke pantai. Sementara area lain sudah terhalang oleh dinding penahan abrasi.
Namun kenyataannya, Ida cukup kaget karena lokasi ini penuh dengan pedagang yang menyewakan terpal. Padahal kondisi saat itu masih sepi pengunjung lantaran tergolong hari kerja alias weekday.
“Hampir semua area dipasang terpal, jadi kita tidak bisa lagi pasang terpal sendiri. Ini sama saja saya harus sewa tempat atau pantai,” ucapnya.
Menurutnya kondisi akan berbeda jika terpal belum terpasang, siapa saja bisa menggunakan area tersebut.
Tapi banyak terpal berjajar seakan tak boleh digunakan pengunjung. Mau tidak mau pengunjung seperti harus sewa terpal untuk duduk.
“Saya sempat tanya berapa tarifnya. Waktu itu diminta Rp120 ribu,” imbuhnya.
Pedagang ini beralasan, biaya terpal sudah satu paket. Terdiri dari terpal alas bawah, alas atas, dan hammock. Ida bahkan sempat menawar, namun ditolak oleh pedagang tanpa ada perlawanan.
“Setelah ditolak, dia melengos saja sambil pasang wajah merengut” katanya.
Ia mengakui, memang tidak semua area sudah terpasang terpal. Tapi hampir sebagian besar sudah terisi. Seperti lapak-lapak yang dikuasai berbagai pedagang.
“Saya bayar tiket masuk untuk mobil dan orang total Rp90 ribu. Sewa tikar ini bahkan lebih mahal dari tiket masuk,” sebutnya.
Hal ini sangat memberatkan pengunjung. Seharusnya fasilitas pantai bisa dinikmati siapa saja.
Dia menjelaskan, area lain di Pantai Manggar sudah berbentuk seperti taman-taman karena terhalang dinding abrasi. Kemudian area paling depan dari pintu masuk sebagian sudah disewakan untuk camping.
Itu yang membuatnya mengincar area di ujung pantai. Akhirnya terpaksa kecewa karena penuh pungutan liar pedagang menyewakan terpal.
Jika kondisi terus seperti ini, dia khawatir wisatawan akan kapok berkunjung ke Pantai Manggar. (kp)