BONTANGPOST.ID, Bontang – Salah satu sekolah swasta di Bontang Utara menolak ikut serta dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah pusat.
Penolakan itu disampaikan oleh Kepala Regional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bontang, Surya Dwi Saputra. Menurutnya, pihak sekolah keberatan karena masih memiliki kerja sama dengan kantin atau koperasi internal.
“Alasannya karena mereka masih bekerja sama dengan kantin sekolah. Mereka khawatir jika ikut program ini, kantin bisa kehilangan pekerjaan maupun penghasilan,” jelas Surya.
Padahal, sekolah tersebut sebelumnya sudah masuk dalam daftar penerima program MBG yang direncanakan disuplai dari dapur di kawasan Bontang Utara. Namun, akibat penolakan itu, sekolah kini dikeluarkan dari daftar dan digantikan oleh sekolah lain.
“Sudah kami datangi, bahkan saya sendiri menyampaikan ke kepala dinas. Tapi karena ini sekolah swasta, dinas tidak bisa memaksa,” tambahnya.
Surya menegaskan, program MBG bersifat sukarela. Pihaknya tetap membuka ruang diskusi agar ke depan bisa ditemukan solusi jangka panjang.
“Kami tidak memaksa. Mungkin tahun depan bisa ada skema kerja sama lain dengan koperasi sekolah,” ujarnya.
Meski jumlah siswa di sekolah tersebut cukup banyak, program MBG tetap berjalan dengan menyasar sekolah lain di Bontang Utara yang siap bekerja sama. Surya menyebut jumlah siswa yang menolak lebih dari 100 anak, namun enggan membeberkan nama sekolahnya.
Saat ini, terdapat tiga dapur MBG yang sudah beroperasi di Bontang, yakni Dapur Bontang Barat I (Jalan Soekarno-Hatta, Kanaan), Bontang Utara I (Guntung), dan Bontang Utara II (Jalan KS Tubun, Kelurahan Api-Api).
Dalam waktu dekat, SPPG juga akan membuka dua dapur baru di Bontang Utara: Bontang Utara III (Perum HOP) dan Bontang Utara IV (Perum Halal Square), dengan target layanan dimulai awal bulan ini. (*)