BONTANGPOST.ID, Bontang – Proyek pembangunan SDN 007 Bontang Utara menjadi sorotan Komisi A DPRD Kota Bontang. Pasalnya, lelang proyek tersebut baru dimulai pada pertengahan tahun, bukan sejak awal seperti lazimnya.
Sekretaris Komisi A DPRD Bontang Saeful Rizal mengatakan kekhawatiran atas potensi keterlambatan pekerjaan dan dampaknya terhadap proses belajar-mengajar. Menurutnya, pembangunan SDN 007 berbeda dari proyek di SMPN 1 karena dimulai dari nol dan bukan merupakan kelanjutan. Ditambah lagi, pembangunan sekolah ini dirancang dua lantai dengan delapan ruang kelas.
Politikus PKS ini mengaku khawatir proyek ini bernasib sama seperti pembangunan SMPN 1 Bontang sebelumnya yang sempat mengalami kendala serupa.
“Kalau dari awal saja harus dikontrol ketat waktu dan kualitasnya, apalagi ini baru dimulai di pertengahan tahun. Kita perlu pengawasan bersama, terutama Komisi A,” kata Saeful.
Pihaknya mendorong agar pelaksana proyek mempertimbangkan penambahan jumlah tenaga kerja untuk mengimbangi waktu yang tersisa. Hal ini dinilai penting mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu bisa menjadi penghambat proses pengerjaan.
“Kalau tidak ditambah pekerja, potensi keterlambatan bisa semakin besar. Tapi memang ini juga menjadi risiko bagi pelaksana, karena otomatis biaya operasional mereka meningkat,” ucapnya,.
Ia menegaskan, Komisi A DPRD Bontang akan terus mengawal agar proyek pembangunan SD 007 berjalan tepat waktu dan sesuai spesifikasi yang telah ditentukan. Ia menyebut perencanaan yang matang, pemilihan jumlah tenaga kerja, serta ketersediaan alat dan bahan menjadi kunci keberhasilan proyek tersebut.
Dalam kesempatan itu, Ia juga mempertanyakan alasan lelang baru dimulai pertengahan tahun. Ia menyebutkan informasi yang diterimanya bahwa keterlambatan disebabkan oleh ketidakstabilan harga material.
Pembangunan ruang kelas baru (RKB) SDN 007 Bontang Utara dimulai pada awal Agustus lalu. Langkah ini dalam rangka relokasi dari bangunan sebelumnya yang tidak bisa dilakukan pengembangan.
Kabid Pendidikan Dasar Disdikbud Nurhadi mengatakan proyek ini menggunakan skema lelang. Pengerjaan dilakukan oleh kontraktor asal Bontang. Disdikbud optimistis pengerjaan bisa rampung pada akhir Desember mendatang. Artinya pengerjaan hanya enam bulan. “Intinya kami (Disdikbud) melempar untuk proses lelang, ada yang bersedia, ya silakan,” kata Nurhadi.
Nantinya bangunan baru berada di sekitar Rusunawa Guntung. RKB terdiri dari dua lantai bangunan. Tiap lantai terdapat empat kelas. Di tambah fasilitas toilet di tiap lantainya. “Batas kontraknya 29 Desember,” tegasnya.
Menurutnya, proses lelang di pertengahan tahun karena ada penyesuaian harga. Sehubungan dengan polemik terkait galian C di awal tahun. Saat itu harga melonjak naik. “Kami tunggu normalnya baru dilakukan revisi,” pungkasnya. (*)