BONTANGPOST.ID, Bontang – Pengerjaan saluran drainase kembali berdampak terhadap keberadaan pipa distribusi jaringan gas (jargas).
Kali ini, PT Bontang Migas dan Energi (BME) memastikan kebocoran pipa terjadi di Jalan WR Supratman.
Unit Layanan Umum PT BME Bursan mengatakan pengerjaan galian yang dilakukan oleh kontraktor berdampak pada penyetopan sementara distribusi. Tepatnya pada Selasa (2/9). “Distribusi dihentikan sementara mulai 09.00,” kata Bursan.
Menurutnya, petugas akan melakukan perbaikan. Diperlukan durasi dua jam untuk proses tersebut. Dengan catatan situasi memungkinkan atau tidak terjadi hujan di sekitar area. “Kalau hujan atau situasi tidak memungkinkan maka ditunda,” ucapnya.
Area yang terdampak pada penyetopan distribusi itu ialah pelanggan di area Tanjung Laut. Langkah ini diambil agar tidak terjadi kerusakan lebih parah.
Ia meminta maaf kepada pelanggan dan berharap penggunaan tabung elpiji untuk keperluan memasak. “Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini,” tutur dia.
Sebelumnya kebocoran pipa jargas juga terjadi di pengerjaan drainase Jalan HM Ardans, R Suprapto, Suryanata, hingga Perum Pesona Bukit Sintuk.
Bahkan kejadian itu bukan hanya sekali tetapi ada di titik tertentu yang mencapai tiga kali kebocoran.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi C DPRD Bontang Muhammad Sahib mengatakan kejadian ini membuat warga dirugikan.
“Kalau ini tidak berdampak ke masyarakat aman saja. Tetapi akibat kebocoran pipa, maka layanan air bersih atau jargas harus terhenti sementara,” kata Sahib.
Politikus Partai NasDem itu menilai pengawasan dari pengerjaan ini masih lemah. Sejatinya ketika hendak memulai pengerjaan, kontraktor diberikan informasi terkait site plan. Desain itu terkait lokasi, kedalaman, hingga alur pipa yang tertanam di bawah tanah.
“Kemudian saat penggalian harus memakai alat deteksi atau detektor. Tujuannya supaya alat berat tidak kena pipa. Jadi tahu di kedalaman berapa ada pipa,” ucapnya.
Menurutnya kejadian yang terjadi belakangan merupakan murni kelalaian dari sumber daya manusia.
Tak hanya itu, dia juga meminta untuk petugas baik dari Perumda Tirta Taman maupun BME berada di lapangan ketika proses pengerukan. “Jangan turun ketika ada kebocoran. Ini semestinya bisa diantisipasi,” pungkasnya. (rd)