Pakai Air Laut, Rekonstruksi Jalan Muara Badak–Bontang Senilai Rp132 Miliar Disorot

4 hours ago 3

BONTANGPOST.ID – Selepas peninjauan diawal September 2025, Komisi III DPRD Kaltim menduga adanya penggunaan air laut dalam proyek rekonstruksi jalan di Muara Badak, Kutai Kartanegara sampai batas Bontang.

Untuk memastikan kualitas dan mutu proyek sesuai aturan, dewan mengundang Dinas PUPR-Pera Kaltim dan empat kontraktor dalam sebuah rapat dengar pendapat, Selasa, 16 September 2025.

Wakil Ketua Komisi III Akhmed Reza Pahlevi, mengatakan dewan menerima laporan tentang adanya penggunaan air asin dalam pengerjaan batas jalan ke gorong-gorong. Hal itu bahkan tervalidasi ketika Komisi III meninjau langsung pelaksanaan proyek pada 5 September lalu.

“Turap yang membatasi rekonstruksi jalan dan gorong-gorong sekitar benar terjadi. Kami minta kualitas dan mutu diperhatikan,” ungkapnya.

Proyek sepanjang 10 km ini dibagi tiga segmen. Segmen I dikerjakan dua kontraktor; PT Libra Putra Pratama untuk 2,1 km senilai Rp41,6 miliar, dan PT Hastomulyo Adiprima KSO CV Reva Jaya Abadi untuk 2,3 km senilai Rp21,8 miliar.

Segmen II ditangani PT Imanuel Karya Perkasa sepanjang 2,7 kilometer, kontraknya Rp36,2 miliar. Dan segmen terakhir sepanjang 2,8 km dipegang PT Alvi Sinar Abadi dengan nilai Rp34,3 miliar.

Nah, dari laporan warga yang diterima dan hasil monitoring dewan. Di segmen dua yang ditemukan adanya penggunaan air asin untuk pemasangan turap pembatas tersebut. Kata Reza, rekanan harus bertanggung jawab memperbaiki mutu dan kualitas pekerjaan.

“Harus diperbaiki, Dinas PUPR dan Dewan bakal meninjau kembali progres kerjaannya,” kata politikus dari Gerindra itu. Tak hanya itu, dewan juga menyoroti progres pekerjaan di lapangan. Dari keempat rekanan, justru hanya pekerjaan PT Imanuel yang sudah melebihi target.

Sementara sisanya belum mencapai target sesuai termin pekerjaan. “Ini jadi catatan juga, PUPR untuk lebih intens memantau progres pekerjaan,” sambungnya.

Para kontraktor mengaku ada kendala yang membuat pekerjaan mengalami keterlambatan sesuai termin. Perwakilan PT Libra Putra Pratama, Gunawan, mengaku progres di segmen I mengalami kendala dalam distribusi material ke lokasi pekerjaan. “Masalah cuaca. Tapi material sudah ada di lokasi dan sudah diuji sesuai standar yang diatur,” katanya dalam rapat.

Ronal dari PT Alvi juga mengaku mengalami hal serupa, keterlambatan dalam distribusi material pekerjaan dari Palu, Sulawesi Tengah.

“Ada kerusakan kapal yang angkut dan cuaca juga,” sebutnya.

Lalu Jufran yang mewakili PT Hastomulyo, kendala mereka ada pada sosialisasi ke warga sekitar atas dampak proyek dan pengerjaan tak bisa dikerjakan maksimal karena di lokasi tak ada penerangan jalan.

“Selain itu ada pipa PDAM dan Pertamina di lokasi pengerjaan,” akunya

Perwakilan PT Imanuel, Tampubolon, mengaku sudah membongkar dan membangun ulang turap pembatas jalan yang jadi sorotan dewan tersebut. “Kalau mau dicek lagi silakan. Jika ada kekurangan, kami siap memperbaiki,” tuturnya. (KP)

Print Friendly, PDF & Email

Read Entire Article
Batam Now| Bontang Now | | |