Angka Inflasi Bontang Masih Aman, Harga Pangan Jadi Perhatian

1 day ago 7

BONTANGPOST.ID, Bontang – Inflasi di Kalimantan Timur (Kaltim) hingga Agustus 2025 masih tergolong stabil. Hal ini juga dirasakan di Kota Bontang, yang mencatat inflasi bulanan sebesar 0,27 persen. Angka tersebut dinilai masih kecil dan tidak berpengaruh signifikan terhadap daya beli masyarakat.

Kabag Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setkot Bontang Moch Arif Rochman, menjelaskan bahwa penghitungan inflasi terbagi dua, yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK) dan non-IHK. Kota-kota besar dengan bandara internasional seperti Balikpapan, Samarinda, PPU, dan Berau dihitung menggunakan IHK, sementara Bontang menggunakan Indeks Perkembangan Harga (IPH).

“Pemerintah pusat menargetkan inflasi nasional tahun 2025 berada di kisaran 2,5 persen, dengan toleransi plus minus 1 persen. Artinya idealnya antara 1,5 hingga 3,5 persen,” jelas Arif.

Secara nasional, pada Agustus 2025 terjadi deflasi bulanan sebesar minus 0,08 persen, dengan inflasi tahunan 2,31 persen. Kaltim sendiri mencatat deflasi minus 0,40 persen dan inflasi tahunan 1,79 persen—lebih rendah dari rata-rata nasional.

Strategi 4K Jaga Harga Stabil

Arif menyebut Pemkot Bontang terus berupaya menekan inflasi dengan strategi 4K: keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, komunikasi efektif, dan kerja sama antardaerah.

Upaya menjaga keterjangkauan dilakukan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM), pasar murah, hingga program wartegkin. Untuk memastikan ketersediaan, tim pengendali inflasi rutin memantau distribusi bahan pokok bersama Bulog dan para distributor.

Sementara itu, komunikasi intensif dilakukan lewat rapat mingguan serta High Level Meeting (HLM) bersama Kemendagri dan Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP). Kerja sama antar daerah juga menjadi kunci, mengingat 90 persen kebutuhan Bontang masih dipasok dari luar daerah.

Komoditas Penyumbang Inflasi

Tiga bahan pokok yang paling berpengaruh terhadap inflasi Bontang adalah bawang merah (0,607 persen), minyak goreng (0,432 persen), dan beras (0,254 persen). Meski ada kenaikan harga pada komoditas tersebut, inflasi di Bontang masih relatif terjaga.

Untuk menekan laju kenaikan, Pemkot melibatkan banyak pihak, termasuk Perkopinda, kejaksaan, kepolisian, dan Kodim dalam pelaksanaan GPM serentak.

“Meski GPM biasanya fokus pada beras dan minyak goreng, kami juga melibatkan pedagang pasar untuk menyediakan komoditas lain seperti telur sesuai ketersediaan,” pungkas Arif. (Ak)

Print Friendly, PDF & Email

Read Entire Article
Batam Now| Bontang Now | | |