BONTANGPOST.ID, Balikpapan – Sosok Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) periode 2008-2018, Awang Faroek Ishak akan terus dikenang masyarakat Kaltim.
Selain menjadi pionir dalam pembangunan infrastruktur di Benua Etam — julukan Provinsi Kaltim — sosok Awang Faroek Ishak yang telah berpulang pada Minggu (22/12) kemarin, juga dikenal sebagai tokoh yang peduli pada pendidikan.
Hal itu terlihat dari perhatian untuk pembangunan fisik maupun sumber daya manusia (SDM) di Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda. Tempatnya mengawali karirnya sebagai dosen.
Rektor Unmul Samarinda Periode 2014-2022, Masjaya menceritakan kepedulian Awang Faroek Ishak kepada perguruan tinggi negeri (PTN) pertama di Pulau Kalimantan itu.
Saat menjabat Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak memberikan hibah tanah dan gedung kepada Unmul untuk Kampus Gunung Kelua Samarinda melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Tanah tersebut yang merupakan aset milik Pemprov Kaltim yang dihibahkan berdasarkan persetujuan DPRD Kaltim pada tahun 2014, untuk kepentingan penyelenggara pendidikan. “Beliau tidak banyak bertanya, ketika kami mengajukan lahan untuk Kampus Unmul di Gunung Kelua. Yang tadinya milik Pemprov Kaltim dihibahkan untuk Unmul.
Itu waktu saya rektor untuk periode pertama. Beliau berkata setuju untuk kepentingan pendidikan. Dan saya menganggap kepedulian beliau terhadap dunia pendidikan, pengembangan SDM, kemudian pembangunan kesejahteraan masyarakat itu sangat tinggi,” kata Masjaya kepada Kaltim Post, Senin (23/12).
Selain itu, selama memimpin Kaltim, Awang Faroek Ishak juga bekerja sama dengan Unmul Samarinda. Pada kerja sama ini, pakar yang memiliki keahlian di bidang yang ada di Unmul Samarinda mendampingi percepatan aktivitas Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Semisal pakar di bidang pertanian akan mendamping Dinas Pertanian untuk membantu menyusun program Gubernur untuk mewujudkan visi dan misinya.
“Jadi teman-teman dari Unmul yang memiliki kepakaran di bidangnya bermitra atau menjadi pendamping di setiap OPD. Itu yang konkrit yang beliau lakukan untuk melibat pakar dalam menyusun program 5 tahunan. Selain bantuan untuk gedung membantu pembangunan fisik untuk Unmul dan beasiswa untuk dosen dalam menyelesaikan program doktornya. Baik di dalam maupun luar negeri,” ungkap Masjaya.
Oleh karena itu, dia menilai Awang Faroek Ishak merupakan sosok pemimpin yang paripurna. Karena memiliki latar belakang dari dunia pendidikan sebagai dosen, kemudian birokrat, dan akhirnya terjun menjadi politikus. Hal tersebut lah, membuat pria kelahiran Tenggarong pada 31 Januari 1948 ini, menjadi pemimpin yang visioner.
Terutama dalam memikirkan dan menuntaskan proyek infrastruktur seperti Tol Balikpapan Samarinda (Balsam) hingga pembangunan Bandara APT Pranoto Samarinda, yang sebelumnya digagas sebagai Bandara Samarinda Baru.
“Penggabungan tiga unsur pendekatan dalam kepemimpinan itulah yang menjadikan beliau sangat matang dalam memimpin. Sehingga saya merasa kehilangan sosok beliau. Sebagai tempat belajar dan bertanya,” kenang dia.
Dengan banyaknya proyek infrastruktur di Kaltim yang sudah dituntaskan oleh Awang Faroek Ishak, Masjaya pun mengusulkan sebagai bentuk penghargaan kepadanya, untuk memberikan nama Tol Balsam dengan nama Tol Awang Faroek Ishak.
“Usulan ini sebagai bentuk penghargaan kepada beliau, Prof. AFI (Awang Faroek Ishak). Sebaiknya jalan Tol Balsam diganti namanya menjadi Tol Prof. Awang Faroek Ishak,” pungkasnya.
Terpisah, Anggota DPR RI daerah pemilihan (dapil) Kaltim, Hetifah Sjaifudian mengatakan sosok Awang Faroek Ishak adalah tokoh teladan dan inspiratif. Dan selama menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024, Awang Faroek Ishak dikenal sebagai pribadi yang rajin dan konsisten menyuarakan berbagai permasalahan yang dirasakan oleh warga Kaltim.
“Gagasan-gagasan beliau terkait pembangunan Kaltim sangat visioner. Mencerminkan komitmennya untuk membawa daerah ini menuju kemajuan yang berkelanjutan,” katanya kepada Kaltim Post, Senin (23/12).
Ketua Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan, olahraga, dan riset ini juga menilai, Awang Faroek Ishak juga juga gigih memperjuangkan kepentingan Kaltim di tingkat pusat, memastikan suara daerah selalu didengar dan diperhatikan.
Di mana, saat menjabat anggota DPR RI periode 2019-2024, Awang Faroek Ishak tergabung dalam Komisi II DPR RI yang membidangi pemerintahan dalam negeri, pertanahan, dan pemberdayaan aparatur. “Semangat dan dedikasi beliau menjadi panutan bagi kita semua. Kaltim telah kehilangan salah satu putra terbaiknya,” tutup Hetifah Sjaifudian. (*)