Memaknai Perayaan Imlek di Bontang, Menautkan Harapan di Tahun Ular

3 weeks ago 27

BONTANGPOST.ID, Bontang – Perayaan Imlek memberikan makna bagi keturunan Tionghoa di Bontang. Tidak hanya sebagai momentum silaturahmi, tetapi Imlek juga sebagai momen melangitkan doa-doa baik.

Ornamen berwarna merah dan emas menandai hadirnya perayaan ini. Banyak makanan yang disajikan dan menjadi kudapan di tengah hangatnya perayaan Imlek.

“Kue keranjang pastinya (ada). Teksturnya yang lengket mencerminkan hubungan persaudaraan yang erat,” kata Sonny Lesmana, salah seorang keturunan Tionghoa di Bontang.

Selain kudapan ikonik ini, biasanya Imlek juga menghadirkan sajian ikan. Menurutnya, makanan ini erat melambangkan kemakmuran.

“Biasanya ada sajian ikan bandeng. Ada huruf i dalam ‘ikan’. Kami mengartikan itu sebagai rezeki. Kalau di Bontang saya kira sumber ikan banyak sekali, jadi rezekinya juga banyak,” sambungnya.

Lebih jauh, hal ini dimaknai sebagai harapan akan rezeki yang terus mengalir.

Adapun Sonny turut menjadikan Imlek sebagai kesempatan untuk merajut dan memperkuat tali silaturahmi. Konsepnya sama seperti perayaan Idulfitri bagi muslim.

Ia mengungkapkan, perayaan Imlek tak jauh berbeda di sejumlah daerah. Pada hari ke-15 dalam rangkaian Tahun Baru Imlek alias Cap Go Meh, biasanya ada pertunjukkan barongsai yang berkeliling.

“Kalau untuk tahun ini kami belum tahu, karena berhubungan dengan SDM-nya,” ungkap dia.

Selain silaturahmi, saat perayaan imlek biasanya dilakukan bakti sosial. Namun lingkungan internal saja.

Hal ini erat kaitannya dengan makna berbagi. Sebab tidak semua orang berada pada garis atau taraf hidup yang layak.

“Saat kumpul-kumpul, kami sambangi. Terutama orang yang sudah tua,” sebutnya.

Adapun tahun ini, perayaan Imlek akan dilakukan di Lembah Permai. Lantaran di Bontang, belum ada bangunan wihara. Bahkan, Bontang menjadi satu-satunya kota di Kalimantan Timur yang belum memiliki wihara.

Dalam perjalanannya, tokoh agama Budha di Bontang ini pun menggagas pembangunan sebuah wihara yang berlokasi di Jalan Arif Rahman Hakim, kilometer 3. Tepatnya tak jauh dari Lembah Permai. Selain menjadi tempat beribadah, wihara di kawasan Bukit Nusantara Permai ini, dapat menjadi ikon dan wisata religi di Bontang.

Ia menuturkan, komunitas Budha di Bontang tidak terlalu banyak. Namun area ini berkapasitas hingga 300 orang.

“Sebelumnya peletakan batu pertama oleh kepala daerah. Kalau peresmian direncanakan dalam waktu dekat,” tuturnya.

Kendati begitu, perayaan Imlek sejatinya merupakan pelestarian tradisi Tiongkok. Imlek bukan hanya milik mereka yang beragama Konghucu, tetapi perayaan warga Tionghoa lintas agama.

Lebih lanjut, Ketua Paguyuban Keluarga Etnis Tionghoa (PAKET) Pavel Brillian Ang menyebut, bergantinya tahun naga ke tahun ular ini menautkan harapan agar selalu diberi kesehatan, keselamatan, dan rezeki yang melimpah.

“Tentunya warga Tionghoa di Bontang harus terus menjaga kerukunan antarsesama dan berperan dalam pembangunan di Bontang,” pungkasnya. (*)

Print Friendly, PDF & Email

Read Entire Article
Batam Now| Bontang Now | | |