Asal-Usul Senjata Api Masih Misteri, Kasus Penembakan di Dekat THM Berpotensi Tambah Tersangka

3 days ago 7

BONTANGPOST.ID, Samarinda – Tragedi berdarah Minggu (4/5) dini hari memang membuat polisi bergerak cepat. Sehingga mengamankan seluruh pelaku yang berkaitan.

Meski terungkap dalam kurun waktu 1×24 jam, serta menangkap Ijul di Perumahan Bukit Pinang Bahari, Kelurahan Gunung Panjang, Kecamatan Samarinda Seberang, Senin (5/5) pukul 10.00 Wita, Ijul adalah eksekutor yang menewaskan Dedy Indrajid Putra (DIP).

Namun, publik turut menaruh perhatian terhadap kasus penembakan tersebut. Asal-usul senjata api (senpi) masih jadi tanda tanya.

Kapolda Kaltim Irjen Pol Endar Priantoro sebelumnya menyebut, meski sudah menetapkan sembilan tersangka yang punya peran masing-masing dalam perencanaan pembunuhan tersebut, pihaknya menyebut motifnya masih sementara. Namun, soal asal-usul senjata, dia menyebut masih dilakukan pendalaman. “Itu masih penyelidikan,” jelasya.

Dari pantauan media ini, senjata api yang digunakan pelaku jenis revolver. Itu merupakan senjata api dengan isi peluru enam. Nah, berdasarkan informasi di lokasi kejadian, eksekutor melepaskan lima tembakan dengan satu di antaranya dilepaskan ke udara. Empat tembakan diarahkan ke tubuh korban.

Sementara itu, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar menyebut, tidak menutup kemungkinan dalam peristiwa yang terjadi di dekat THM itu akan ada penambahan tersangka. “Semuanya kami tahan di Polresta Samarinda. Hasil penyelidikan, motif sementara itu balas dendam. Tapi nanti akan kami update lagi ke teman-teman media,” tegasnya.

Hendri membeber, dua orang tersangka bertugas sebagai pengawas, baik di dalam THM maupun di luar. Kemudian enam lainnya sebagai pendukung yang standby di dalam mobil yang diparkir sekitar THM. “Ada dua motor juga yang ada di depan dan belakang si eksekutor penembakan,” tegasnya.

Perwira Polri berpangkat melati tiga itu menegaskan, tersangka sudah merencanakan aksi penembakan sejak sekitar dua bulan lalu. “Mereka berkumpul di rumah salah satu pelaku. Dan itu cukup baik dan komplit. Itu direncanakan dengan sangat baik,” tegasnya. Hubungan pelaku dengan korban, lanjut Hendri, masih sesama warga Samarinda. “Kalau untuk lebih dalamnya masih dikembangkan lagi,” bebernya.

Untuk hasil uji balistik forensik terkait senjata, saat ini belum keluar. “Belum bisa memastikan, tapi kalau dilihat dari kasatmata senjata jenisnya revolver yang lama. Tapi masih belum bisa dipastikan juga apakah rakitan atau pabrikan,” jelasnya.

Ditegaskan terkait penambahan tersangka, Hendri tidak menampik. “Masih sangat dimungkinkan. Tergantung proses introgasi terhadap para pelaku dan pihak lain yang berhubungan dengan kejadian tersebut. Dan memang yang merencanakan ada di antara sembilan pelaku tersebut,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Perbakin Kaltim Roy Nirwan menegaskan, untuk menggunakan senjata api sejatinya harus mendapat perizinan yang tidak mudah. Namun, dia menegaskan, jika kepentingannya untuk olahraga, pemegang senjata harus mengantongi izin dari Perbakin. “Itu memang harusnya begitu. Kalau senjatanya untuk bela diri, tidak perlu izin dari Perbakin,” tegasnya.

Namun, Roy menegaskan, mendengar kabar kejadian di Samarinda, dugaannya didapat secara ilegal. “Itu saya lihat dari berita,” kuncinya. (*)

Read Entire Article
Batam Now| Bontang Now | | |