BONTANGPOST.ID, Bontang – Hasil uji lab limbah PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga (PHSS) oleh Universitas Mulawarman bukan satu-satunya patokan ada atau tidaknya pencemaran. Tim Labfor Bareskrim Mabes Polri pun melakukan uji laboratorium.
Dua hasil uji lab itu akan dikomparasikan. Satreskrim Polres Bontang bakal meminta keterangan ahli untuk menjelaskan hasil uji lab tersebut. “Untuk menentukan apakah ada pidana atau tidak,” kata Kasat Reskrim AKP Hari Supranoto.
Keterangan ahli, kata Hari, dibutuhkan agar ada kepastian tentang hasil uji lab. Serta melihat kesesuaian dengan laporan polisi yang mereka terima. “Tidak bisa hanya dengan membuka Google,” selorohnya.
Sebelumnya diberitakan, terdapat lima poin kesimpulan dari hasil investigasi FPIK Unmul. Pertama, hasil analisis indeks saprobik (sampel plankton) menunjukkan pasca kematian massal kerang karena terjadi peningkatan bahan organik di perairan sekitar lokasi budidaya pada kondisi tercemar ringan sampai cukup berat.
Kedua, hasil pengamatan dan analisis jaringan (histopatologis) sampel kerang darah yang diambil dari seluruh lokasi budidaya (termasuk area budidaya kontrol di Tani Baru), menunjukkan kerusakan jaringan, kerusakan jaringan terberat terjadi pada lokasi budidaya yang berada dekat dengan K2 (K7 & K8).
Ketiga, lokasi budidaya kerang terletak pada perairan semi tertutup, sehingga dapat menyebabkan efek domino akibat kurangnya penggantian sirkulasi air (sebagai syarat budidaya kerang yang baik).
Selain itu, pelacakan polutan menggunakan isotop stabil δ 13C dari sampel sedimen masih berupa baseline signature/karakteristik karbon lokasi pengambilan sampel, sehingga sulit ditentukan adanya pengaruh dari kolam pengendapan limbah (K1).
Terakhir, diduga adanya konektifitas antara wellpad (K2) dengan perairan sekitar (K3 dsb), dapat berpengaruh terhadap penurunan kualitas air di lokasi budidaya terdekat, diindikasi dari konsentrasi COD yang tinggi pada area wellpad, nilai ini mengindikasikan adanya bahan kimia.
Akademisi Fakultas Kehutanan Unmul Esti Handayani, menyebut bahwa dari hasil uji lab itu memang terjadi pencemaran. “Ada pencemaran bahan organik tinggi,” katanya. (*)