BONTANGPOST.ID, Samarinda – Tersangka otak penembakan yang menewaskan Dedy Indrajid Putra (34), di Jalan Imam Bonjol Samarinda, yakni KH alias R meminta maaf kepada keluarga korban. Dirinya mengaku nekat melakukan aksi keji karena terbawa amarah.
“Kepada keluarga korban, kami semua meminta maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini. Dengan dendam terbawa amarah maka saya melakukan ini,” kata tersangka KH di Mapolresta Samarinda, Kamis 8 Mei 2025.
Tersangka KH juga mengungkapkan aksi penembakan yang melibatkan adiknya, Ijul, sebagai eksekutor dan delapan tersangka orang lainnya, direncanakan sebulan yang lalu.
Penembakan terjadi pada Minggu dini hari, 4 Mei 2025, sekitar pukul 04.20 Wita. Dedy menjadi sasaran lima peluru yang menembus tubuhnya di depan sebuah tempat hiburan malam di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Pelabuhan, Kecamatan Samarinda Kota. Jaraknya hanya sekitar sepuluh meter dari pintu utama tempat hiburan tersebut.
Eksekusi dilakukan oleh Ijul, adik kandung R. Dengan mengendarai sepeda motor, Ijul menembak korban dari jarak sekitar 1,5 meter, menggunakan tangan kirinya. Tembakan mengenai bagian vital tubuh Dedy, menyebabkan dia tewas di tempat.
Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar, mengungkapkan bahwa total tersangka dalam kasus ini berjumlah sepuluh orang. “Sembilan pelaku sebelumnya sudah diamankan. Kini, dengan penangkapan R, jumlah tersangka menjadi sepuluh,” ungkapnya dalam konferensi pers kepada awak media, Kamis (8/5).
R memainkan peran krusial sebagai koordinator. Dia bukan hanya yang menggerakkan para pelaku dari Samarinda Seberang ke lokasi kejadian, tetapi juga yang mengarahkan eksekutor untuk mengeksekusi korban.
“R yang memantau pergerakan korban dan memberi informasi bahwa Dedy telah keluar dari tempat hiburan malam sekitar pukul 04.10 Wita,” jelas Hendri. “Dia bilang ke Ijul, ‘Itu Dedy sudah keluar’,” sambungnya menirukan gaya komunikasi antar pelaku.
Koordinasi pembunuhan ini juga melibatkan pelaku lain bernama Ula, yang berdiri di pintu utama THM. Dari posisinya, Ula memberikan isyarat kepada Ijul untuk segera mengeksekusi korban. Sementara Satar, Sugeng, Aril, Law, Andos, dan Fatui, berperan sebagai pengawas dan pengintai target utama. Mereka tersebar di sekitar lokasi.
“Ada enam kali tembakan. Satu tembakan dilepaskan saat motor masih berjalan, empat kali saat berhenti, dan satu tembakan terakhir diarahkan ke udara saat pelaku melarikan diri dari lokasi,” jelas Hendri lebih lanjut.
Motif utama dari pembunuhan ini adalah dendam. Korban diketahui terlibat dalam peristiwa pengeroyokan yang menewaskan kakak kandung R dan Ijul pada tahun 2021 lalu di Jalan KH Ahmad Dahlan, yakni Jumriansyah.
“Tidak ada imbalan uang dalam aksi ini. Murni karena balas dendam atas kematian saudara mereka,” tegas Hendri.
Dalam penyelidikan, polisi memastikan bahwa R adalah otak dari rencana pembunuhan ini.
“Penyidik Satreskrim menyimpulkan bahwa R merupakan aktor intelektual dari kejadian ini. Dia yang menyusun rencana, menggerakkan para pelaku, dan mengatur langkah-langkah eksekusi maupun pelarian,” pungkasnya. (*)