BONTANGPOST.ID, Samarinda – Hantaman tongkang Indosukses 28, yang ditarik Tugboat (TB) MTS 28, menyebabkan Jembatan Mahakam mengalami kerusakan serius. Insiden yang terjadi Minggu sore (16/2) ini kembali memperpanjang daftar kecelakaan kapal yang menabrak jembatan besi pertama di Kalimantan Timur (Kaltim).
Salah satu kerusakan yang paling mencolok adalah hilangnya dua fender berbentuk bulat yang berada sekitar 15 hingga 20 meter dari pilar utama jembatan. Fender yang berfungsi sebagai pelindung pilar dari benturan tersebut lenyap akibat ditabrak tongkang, sebelum akhirnya menghantam pilar 3 (P3) dari sisi Samarinda Kota.
Hilangnya fender tersebut dibenarkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja Perangkat Daerah Tugas Perbantuan (PPK SKPD TP) 02 Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah Samarinda, Rudy Apriyanto, yang turun langsung ke lokasi kejadian, Senin pagi (17/2).
“Fender memang ditabrak oleh tongkang kemarin. Akibatnya, pilar 3 mengalami kerusakan, begitu juga dengan pilar 2. Saat ini masih akan dilakukan investigasi lebih lanjut,” ujarnya.
Dalam pemeriksaan awal, tim juga menemukan keretakan pada beton pondasi kaki-kaki pilar 3. “Nanti akan ada tim khusus yang turun untuk melakukan investigasi lanjutan,” tambahnya.
Polisi Selidiki Penyebab Insiden
Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar, menyatakan bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan terkait kejadian ini.
“Kami sudah menerima laporan dari Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat (DPUPR Pera) Kaltim. Saat ini prosesnya sedang berjalan, dan Satuan Polairud Polresta Samarinda telah melakukan pemeriksaan terhadap awak kapal TB MTS 28,” jelasnya.
Dari pemeriksaan awal, Hendri mengungkapkan bahwa saat mendekati jembatan, posisi tongkang terlalu ke kiri.
“Seharusnya posisi kapal berada di tengah. Saat itu, pandu sudah memberikan peringatan, tetapi terlambat. Ditambah dengan arus yang cukup deras, akhirnya benturan tidak bisa dihindari. Fender sebagai pelindung pilar hancur total, lalu tongkang menabrak pilar,” bebernya.
KSOP Minta Penambahan Tugboat
Terpisah, Kepala KSOP Kelas 1 Samarinda, Mursidi, melalui Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan, dan Patroli, Capt. Yudi Kusmiyanto, mengatakan bahwa pihaknya telah meminta keterangan dari nakhoda TB MTS 28.
“Namun, pemeriksaan masih berlanjut. Selain nakhoda, akan ada pemeriksaan terhadap pihak-pihak terkait lainnya. Jadi, proses ini masih panjang,” terangnya.
Yudi juga mengungkapkan bahwa KSOP telah meminta PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) selaku pengelola pemanduan dan asistug untuk menambah jumlah tugboat di Jembatan Mahakam.
“Penambahan tugboat diperlukan untuk mengantisipasi insiden serupa. Karena fender pelindung pilar sudah tidak ada, maka ancaman terhadap pilar utama semakin besar,” jelasnya.
KSOP juga telah melakukan koordinasi dengan DPUPR Kaltim terkait perbaikan kerusakan jembatan. “Setelah seluruh proses pemeriksaan selesai, akan ada permintaan ganti rugi dari DPUPR kepada pihak yang bertanggung jawab,” pungkasnya.
Sebelumnya, insiden ini sempat memicu kepanikan pengguna jalan yang melintas di Jembatan Mahakam. Benturan keras akibat tabrakan menyebabkan jembatan bergetar hebat, sehingga warga sempat menghentikan kendaraan mereka untuk memastikan kondisi jembatan tetap aman.
Rekaman kejadian ini juga sempat beredar di media sosial. Dalam video tersebut terlihat tongkang Indosukses 28, yang mengangkut ribuan kubik kayu sengon, menghantam pilar 3 dari sisi Samarinda Kota, kemudian menabrak pilar 2 sebelum akhirnya tersangkut di bawah jembatan.
Selama lebih dari satu jam, tongkang tersebut tidak bisa bergerak. Dua tugboat yang ditugaskan tidak mampu menariknya, hingga akhirnya KSOP meminta bantuan Pelindo untuk mengerahkan dua kapal tambahan guna mengevakuasi tongkang. (*)