Pengakuan Keluarga Narapidana Lapas Bontang yang Meninggal dengan Badan Memar dan Luka

1 day ago 4

BONTANGPOST.ID, Bontang – Kasus kematian Daus, narapidana Lapas Kelas IIA Bontang, menyisakan segudang pertanyaan dari pihak keluarga. Terutama terkait kondisi tubuh Daus yang menyisakan memar dan luka di beberapa bagian tubuh.

Salah satu keluarga Daus menyebut bahwa warga binaan Lapas itu masuk sel isolasi pada 22 Februari 2025. Itu karena dia dianggap melanggar tata tertib berupa penyelundupan ponsel. Akibatnya, akses komunikasi dengan keluarga semakin terbatas.

Sampai akhirnya Daus yang merupakan warga Sangatta, Kutai Timur, ini dinyatakan meninggal dunia. Keluarga Daus baru menerima informasi pada Senin (10/3/2025) pukul 10.49. “Sedangkan di surat kematian tertulis pukul 06.35,” kata kerabat Daus yang meminta namanya tidak ditulis.

Kepada pihak keluarga, petugas Lapas Bontang berdalih kesulitan mencari nomor ponsel. Alasan itu, menurut keluarga Daus juga janggal. “Kan handphone Daus ditahan mereka. Di situ ada nomor keluarganya,” terangnya.

Saat keluarga menerima jenazah Daus di RSUD Taman Husada Bontang, mereka menanyakan adanya sejumlah luka. Di bagian kepala terdapat benjolan dan luka. Di bagian punggung mengalami memar dan lebam. “Di kaki daerah tulang kering seperti melepuh habis disetrika,” jelasnya.

Terkait alasan keluarga menolak jenazah Daus diautopsi, dikatakan karena rentang waktu kematian dan informasi yang diterima keluarga menjadi penyebab. “Kalau pagi itu langsung diberi tahu, mungkin saja keluarga setuju,” katanya.

Keluarga juga membantah jika Daus dikatakan mengidap TBC, gangguan hati, dan ginjal. Sepengetahuan keluarga Daus hanya memiliki riwayat asma. Daus sudah dimakamkan Selasa (11/3/2025) pukul 09.00 di Sangatta. “Ketika kapas di hidungya dilepas saat mau dikubur, keluar darah,” ucapnya.

Berita sebelumnya, Kepala Lapas Kelas IIA Bontang Suranto mengatakan, dugaan kematian WBP tersebut karena sakit. Hal itu berdasarkan hasil visum yang dilakukan di RSUD Bontang.

Ia mengungkapkan, warga binaan tersebut sebelumnya sempat dirawat di klinik lapas karena sakit. Saat kondisi menurun, narapidana kasus narkotika itu langsung dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya menurun. “Senin (10/3/2025) dini hari itu kami langsung bawa ke rumah sakit. Kemudian dinyatakan meninggal pukul 06.30. Jadi bukan meninggal di dalam lapas,” ungkap dia.

Dari hasil pemeriksaan medis, warga binaan itu didiagnosis memiliki penyakit TBC, gangguan hati dan ginjal. Namun pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi.

Ia mengatakan bila warga binaan tersebut sudah berada di ruang isolasi sejak akhir Februari lalu. Lantaran yang bersangkutan melakukan pelanggaran tata tertib berupa penyelundupan ponsel.

Tetapi sejak di dalam blok khusus tersebut, pria yang kerap dipanggil Daus itu sudah menjalani pemeriksaan medis karena riwayat penyakit asma. “Penanganan medis pun sesuai prosedur. Sampai akhirnya yang bersangkutan dirujuk,” jelasnya.

Ia menampik soal informasi terkait pihaknya yang tak memberi tahu pihak keluarga. Sebab pihak lapas telah mencoba menghubungi keluarga saat warga binaan tersebut dirujuk.

Kendati demikian, pihaknya tetap melakukan pendalaman terkait dugaan kekerasaan. Baik kepada warga binaan lain maupun petugas. “Tidak ada yang kami tutup-tutupi. Kami akan ikuti sesuai prosedur kalaupun keluarga membuat laporan karena merasa keberatan,” pungkasnya.

Sebelumnya, viral video pendek di dunia maya yang merekam jenazah seorang narapidana di RSUD Taman Husada Bontang. Video itu menampilkan seorang pria paruh baya yang tampak marah dan mempertanyakan kondisi anaknya yang meninggal dengan dugaan tidak wajar.

Dalam itu jenazah terlihat memiliki memar di punggung serta luka di bagian kaki. Pria berkemeja kotak-kotak dalam video tersebut terdengar meluapkan emosinya. (*)

Print Friendly, PDF & Email

Read Entire Article
Batam Now| Bontang Now | | |