Serma Tengku Dian Tikam istri 12 Kali Diduga karena Diminta Berhenti Judi Online

4 days ago 10

BONTANGPOST.ID, Deli Serdang – Tragedi berdarah mengguncang warga Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu pagi, 23 Juli 2025.

Seorang anggota aktif TNI, Serma Tengku Dian Anugerah, ditangkap Polisi Militer Kodam I/Bukit Barisan setelah diduga kuat membunuh istrinya sendiri, Astri Gustina Yolanda (34), dengan cara yang brutal.

Astri ditemukan bersimbah darah di kursi teras rumah mereka di Jalan Pabrik Gula setelah ditusuk 12 kali menggunakan sangkur milik pelaku.

Yang lebih mengejutkan, tindakan keji itu dilakukan di hadapan anak bungsu mereka yang masih balita, sementara dua anak lainnya sudah berangkat sekolah dan satu lagi sedang tidur.

Korban sempat dilarikan warga ke RSU Latersia Sunggal, namun nyawanya tidak tertolong akibat luka tusuk parah di bagian dada dan perut.

Berdasarkan keterangan keluarga korban, rumah tangga Astri dan Serma Tengku yang awalnya harmonis mulai retak sejak 2013, dua tahun setelah pernikahan mereka yang berlangsung pada 2011. Kakak kandung Astri, Novinda, mengungkap bahwa adiknya sering mengalami kekerasan fisik.

Pemicunya diduga karena pelaku tak terima diingatkan untuk berhenti bermain judi online, kebiasaan yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun.

“Setiap kali Astri meminta berhenti main judi, dia dipukul. Bahkan pernah diseret ke kamar mandi dan ditendang,” ujar Novinda dengan suara bergetar. Ia mengatakan, Astri sering menangis jika pulang ke rumah orang tua.

Selama 12 tahun pernikahan, mereka dikaruniai empat orang anak. Meski menghadapi kekerasan dalam rumah tangga secara berulang, Astri tetap berusaha menjalankan perannya sebagai ibu.

Bahkan setelah memutuskan pisah rumah sejak April 2025, ia tetap mengantar anak-anak ke sekolah setiap pagi, termasuk ke rumah suaminya.

Keluarga menyebut bahwa kekerasan telah berlangsung diam-diam selama lebih dari satu dekade. Astri kerap menyembunyikan luka dan masalah rumah tangganya dari lingkungan sekitar demi menjaga nama baik suaminya yang merupakan anggota militer.

Namun, tekanan mental dan luka fisik yang terus-menerus akhirnya membuatnya menyerah.

Pada April 2025, Astri memilih keluar dari rumah dan tinggal bersama ibunya di Binjai. Ia membawa serta keempat anaknya dan hanya kembali sesekali untuk mengantar anak sekolah.

“Sebenarnya sudah tidak tahan. Tapi dia masih tetap mikirin anak-anak, makanya masih sering datang ke rumah itu,” ucap Novinda. Ia menambahkan bahwa selama beberapa bulan terakhir, Astri bahkan sudah berencana mengurus perceraian.

Kronologi Hari Nahas

Pada Rabu pagi, 23 Juli 2025, sekitar pukul 07.00 WIB, Astri datang seperti biasa ke rumah suaminya untuk mengantar anak-anak. Saat itu dua anak tertua sudah berangkat sekolah, sementara anak ketiga sedang tidur dan anak bungsu ikut bersamanya.

Baca Juga: Konflik Thailand-Kamboja Memanas! Tapi Liburan ke Thailand Masih Bisa Asal ke Tempat Ini

Di rumah itulah terjadi pertengkaran hebat antara Astri dan Serma Tengku Dian. Belum diketahui pasti apa yang memicu pertengkaran pagi itu, namun diduga kembali terkait permintaan Astri agar pelaku berhenti berjudi dan memperbaiki hubungan rumah tangga.

Pertengkaran berubah menjadi kekerasan ketika pelaku mengambil sangkur dan menikam Astri secara membabi buta sebanyak 12 kali. Anak bungsu korban yang melihat kejadian itu disebut sempat berteriak ketakutan.

Menurut Novinda, kabar itu pertama kali ia terima dari tetangga yang mendengar keributan. Saat ia tiba di rumah sakit, adiknya sudah dinyatakan meninggal dunia. “Anak bungsunya bahkan sempat bilang, ‘Mamak ditusuk pakai pisau’,” tutur Novinda pilu.

Setelah melakukan pembunuhan, pelaku sempat melarikan diri. Namun tak berselang lama, personel Polisi Militer Kodam I/Bukit Barisan berhasil meringkus pelaku dan langsung membawanya ke markas untuk pemeriksaan.

Hingga kini, Serma Tengku masih menjalani pemeriksaan intensif dan belum ada keterangan resmi soal pasal yang akan dikenakan.

Kapendam I/BB Kolonel Asrul Kurniawan menyampaikan bahwa pihak militer sedang mendalami kasus ini. Ia menyebut, latar belakang konflik rumah tangga dan kebiasaan berjudi pelaku menjadi fokus utama.

“Mereka sudah pisah rumah dua bulan terakhir. Pemicunya dugaan tekanan ekonomi dan kecanduan judi,” ujarnya.

Pihak TNI juga menegaskan bahwa proses hukum akan dilakukan sesuai prosedur militer yang berlaku.

Kronologi Perjalanan Hubungan Astri dan Serma Tengku Dian

2011 – Astri menikah dengan Serma Tengku Dian Anugerah. Mereka tinggal di Sunggal, Deli Serdang, dan memiliki kehidupan rumah tangga yang normal.

2013 – Awal muncul konflik rumah tangga. Pelaku mulai kecanduan judi online dan kerap marah jika ditegur. Kekerasan fisik pertama kali terjadi.

2014–2023 – Kekerasan makin sering. Astri beberapa kali mengalami luka akibat dipukul atau ditendang. Meski demikian, Astri tetap bertahan demi anak-anak dan menjaga nama baik suami di lingkungan militer.

April 2025 – Astri memutuskan pisah rumah, tinggal bersama ibunya di Binjai. Membawa keempat anaknya, namun tetap mengantar ke sekolah ke rumah pelaku setiap pagi.

Mei–Juli 2025 – Hubungan tetap dingin. Pelaku beberapa kali minta rujuk, tapi Astri menolak. Astri berencana mengurus perceraian.

Rabu, 23 Juli 2025 – Pukul 07.00 WIB: Astri datang ke rumah seperti biasa. Terjadi pertengkaran. Pelaku menikam Astri 12 kali menggunakan sangkur. Anak bungsu melihat langsung kejadian tersebut. Astri sempat dibawa ke rumah sakit, tapi meninggal dunia dalam perjalanan.

Pukul 08.00 WIB – Pelaku kabur dan berhasil ditangkap oleh Polisi Militer. Kini ditahan dan diperiksa secara militer. (kpg)

Print Friendly, PDF & Email

Read Entire Article
Batam Now| Bontang Now | | |