Komitmen Terhadap SDGs, Pupuk Kaltim Bangun Sistem TJSL Adaptif Berstandar Internasional

1 day ago 23

BONTANGPOST.ID, Bontang – Optimalkan tata kelola program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) bersama British Standard Institution Group Indonesia perkuat kapasitas internal melalui workshop sistem manajemen CSR ISO 26000:2010.

Kegiatan yang berlangsung selama 2 (dua) hari ini merupakan upaya strategis untuk memastikan seluruh program TJSL dijalankan secara terarah dan terukur sesuai prinsip Good Corporate Governance (GCG).

Pgs VP TJSL Pupuk Kaltim Lendl Wibisana, mengatakan hal ini upaya memperkuat sistem TJSL perusahaan di era keterbukaan dan digitalisasi, di mana akuntabilitas dan transparansi pengelolaan menjadi suatu keniscayaan.

Hal ini mengingat Pupuk Kaltim secara konsisten mengadopsi ISO 26000:2010 sebagai pedoman pelaksanaan program, sekaligus guidance penyusunan kerangka kerja secara komprehensif.

Melalui pendekatan ini, Pupuk Kaltim memastikan seluruh inisiatif sosial dan lingkungan bukan hanya bentuk kepedulian, tetapi bagian integral dari strategi bisnis yang berkelanjutan. Dan unit kerja yang terkait langsung implementasi TJSL bisa memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai ISO 26000:2010, sekaligus melihat gambaran praktik terbaik di lingkungan perusahaan.

“Hal ini bentuk nyata komitmen Pupuk Kaltim terhadap prinsip GCG, utamanya mengelola program TJSL agar sejalan dengan aspek keberlanjutan,” ucap Lendl, Kamis (22/5/2025).

Dijelaskan Lendl, seluruh tim internal perusahaan perlu memiliki pemahaman utuh terhadap prinsip-prinsip dasar ISO 26000, mulai dari akuntabilitas, transparansi, perilaku etis hingga penghormatan terhadap norma perilaku dan hak asasi manusia.

Prinsip ini bukan hanya menjadi pedoman etika, tetapi juga landasan moral dalam menyusun setiap menjalankan program sosial perusahaan, karena sistem berbasis ISO 26000 sangat dibutuhkan di tengah tantangan perubahan zaman yang semakin kompleks.

Utamanya dalam menyikapi meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap peran korporasi dalam pembangunan sosial dan lingkungan, sehingga Pupuk Kaltim harus memastikan setiap program TJSL disusun melalui proses perencanaan yang matang, pelaksanaan yang terukur serta pemantauan dan evaluasi yang sistematis.

“Dari hal tersebut, program TJSL Pupuk Kaltim diarahkan selaras dengan indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), melalui pendekatan kolaboratif dan pemberdayaan sebagai strategi sosial jangka panjang,” tambah Lendl.

Beberapa tahun terakhir, TJSL Pupuk Kaltim telah menjalankan berbagai program sesuai ISO 26000 dalam mendukung SDGs. Mulai dari pembayaran premi BPJS Ketenagakerjaan bagi ribuan pekerja rentan di Kota Bontang, penguatan kapasitas UMKM melalui ragam pelatihan kompetensi. Hingga rehabilitasi ekosistem mangrove dan konservasi terumbu karang yang setiap tahun secara konsisten ditingkatkan.

Selain itu Pupuk Kaltim juga mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam pelaksanaan program, sebagai bagian dari pemberdayaan. Seperti program PKT BISA, PKT Karunia, hingga dukungan kesehatan seperti operasi timbang balita dalam pengendalian stunting, serta sasaran lain. Hal itu sebagai bukti nyata implementasi prinsip tanggung jawab sosial yang menyeluruh dan berdampak langsung pada kualitas hidup masyarakat.

“Oleh karena itu, Pupuk Kaltim secara konsisten menyusun seluruh program berdasarkan pemetaan isu prioritas, dan menyelaraskannya dengan agenda pembangunan daerah maupun nasional,” kata Lendl.

Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo, mengatakan ISO 26000 menjadi kerangka dasar dalam membangun sistem tata kelola TJSL secara komprehensif, sekaligus panduan strategis Perusahaan untuk menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang terarah, terukur dan berkelanjutan.

Seiring berkembangnya peran korporasi dalam mendukung pembangunan nasional, maka pendekatan TJSL juga harus bertransformasi ke arah yang lebih sistematis sesuai standar global.

“Hal ini mencerminkan komitmen Pupuk Kaltim untuk menjalankan praktik bisnis yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, namun juga kebermanfaatan jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan,” ucap Soesilo.

Menurut Soesilo, penerapan ISO 26000 juga upaya strategis Pupuk Kaltim dalam mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan di tiap proses bisnis. Hal ini berpedoman pada tujuh isu pokok, yakni Tata Kelola Organisasi, Hak Asasi Manusia, Praktik Ketenagakerjaan, Lingkungan, Praktik Operasional yang Adil, Isu Konsumen, serta aspek Pemberdayaan dan Peningkatan Kapasitas Masyarakat.

Dari pedoman tersebut, Pupuk Kaltim memastikan seluruh sasaran TJSL dijalankan secara terukur untuk memberi dampak nyata yang relevan terhadap kebutuhan sosial dan lingkungan. Komitmen inilah yang senantiasa dikedepankan Pupuk Kaltim dalam merancang setiap program, termasuk memilih sistem manajemen sosial yang paling sesuai dengan kebutuhan di masyarakat.

“Dengan semangat transformasi dan keberlanjutan, Pupuk Kaltim siap melangkah lebih jauh dalam menghadirkan manfaat sosial dan lingkungan yang nyata di berbagai bidang,” pungkas Soesilo. (*)

Print Friendly, PDF & Email

Read Entire Article
Batam Now| Bontang Now | | |