BONTANGPOST.ID, Bontang – Dorong inovasi teknologi pertanian berkelanjutan, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) tingkatkan kapasitas petani binaan dari kelompok Qoryah Mubarokah pada program Smart Greenhouse, yang berlokasi di area Pondok Pesantren Hidayatullah Teluk Pandan Kutai Timur.
Pendampingan kali ini berfokus pada sistem Internet of Things (IoT) serta irigasi budidaya melon Inthanon, sebagai bentuk perluasan program untuk memaksimalkan potensi pertanian yang dikelola.
Pgs VP TJSL Pupuk Kaltim Lendl Wibisana, mengatakan pendampingan ini tindak lanjut keberhasilan program yang telah berjalan sejak 2022 tersebut, dimana pengelolaan smart greenhouse menunjukkan dampak positif terhadap produktivitas pertanian pangan maupun hortikultura yang dikelola masyarakat.
Kali ini dengan pendekatan berbasis teknologi digital, sistem pertanian yang dikembangkan tak hanya berorientasi pada peningkatan hasil panen, namun juga memperhatikan efisiensi, penghematan sumber daya serta adaptasi terhadap perubahan iklim.
Utamanya pemanfaatan IoT sebagai sistem kendali dan pemantauan budidaya melon dengan lebih presisi dan terintegrasi.
Di mana para petani dibekali pemahaman mendalam mengenai mekanisme kerja perangkat IoT dalam sistem smart greenhouse, mulai dari sensor suhu, kelembaban, hingga pengaturan intensitas cahaya dan sistem irigasi otomatis.
Semua komponen ini terhubung dengan sistem yang memungkinkan pengawasan kondisi tanaman secara realtime hanya melalui perangkat digital.
“Teknologi ini menjadi solusi tepat guna bagi petani Qoryah Mubarokah, untuk meningkatkan kualitas produksi tanpa harus bergantung penuh pada pemantauan manual yang kerap menyita waktu dan tenaga,” ucap Lendl, Senin (26/5/2025).
Dijelaskan Lendl, pendampingan ini upaya Pupuk Kaltim memaksimalkan potensi pertanian lokal, khususnya bagi kelompok binaan perusahaan yang telah menunjukkan semangat dan konsistensi dalam mengembangkan budidaya pangan hingga hortikultura berbasis teknologi.
Terlebih pemanfaatan sistem IoT di sektor pertanian bukan lagi hal yang asing, melainkan kebutuhan yang harus segera diadopsi demi memastikan ketahanan pangan jangka panjang.
“Pupuk Kaltim melihat bahwa masa depan pertanian ada di tangan teknologi. Dengan pendekatan yang lebih presisi, petani bisa memperoleh hasil panen yang lebih optimal dan berkualitas, sehingga petani binaan memiliki kapasitas dan siap bersaing dalam pasar yang kian kompetitif,” ungkap Lendl.
Program smart greenhouse merupakan salah satu inisiatif Pupuk Kaltim mendorong terwujudnya pertanian terpadu dan berkelanjutan, melalui implementasi pertanian presisi dengan pendampingan optimal.
Konsep pertanian ini dilaksanakan melalui sistem pentahelix, melibatkan berbagai unsur masyarakat hingga pemerintah. Program ini tidak hanya mendorong tata kelola pertanian secara optimal, tapi juga memberi nilai tambah bagi petani dan masyarakat sekitar.
Tahap awal pengembangan program dilaksanakan melalui budidaya sawah surjan oleh kelompok tani Qoryah Mubarokah, yang merupakan inisiasi pertama di Kalimantan Timur.
Hal ini melihat kondisi lahan pertanian di kawasan Ponpes Hidayatullah cocok untuk berbagai jenis tanaman pangan, palawija dan hortikultura. Pada musim kemarau, praktis petani tidak dapat menanam padi sehingga diganti palawija. Lalu musim hujan, sawah bisa digenangi air secara baik untuk ditanami komoditas padi.
“Arah pengembangan sektor pertanian ke depan tidak lagi mengandalkan pengolahan secara tradisional, namun pada implementasi smart agriculture dengan pemanfaatan teknologi terbaru. Hal inilah yang menjadi sasaran smart greenhouse, dengan pembekalan secara matang dan bertahap ke petani binaan,” ungkap Lendl.
Selain komoditas melon, smart greenhouse juga akan mengembangkan semangka dan jenis buah-buahan hingga sayuran premium lainnya.
Termasuk potensi perikanan dan peternakan, sebagai perluasan program dengan menyasar sektor diluar pertanian.
Seluruhnya akan diimplementasikan secara terintegrasi di satu area, mengingat ketersediaan lahan yang sangat luas, sehingga ragam potensi yang bisa digali akan disasar untuk direalisasikan secara bertahap.
“Program ini ditargetkan menjadi kawasan percontohan integrasi pertanian yang unggul dan berkelanjutan di Kalimantan Timur, termasuk laboratorium pertanian hingga peternakan dan perikanan. Masyarakat nanit bisa belajar kesini, disamping mendorong optimalisasi sektor pertanian untuk pemenuhan kebutuhan pangan dalam menyambut IKN,” jelas Lendl.
Ketua Kelompok Tani Qoryah Mubarokah, Syamsuddin, menyampaikan apresiasi atas kesinambungan pembinaan Pupuk Kaltim pada program smart greenhouse yang telah berjalan sejak 2022.
Pembinaan berkelanjutan bagi kelompok taninya membawa perubahan signifikan dalam pengelolaan lahan dan tanaman yang selama ini masih sangat tradisional.
Tahap awal, para petani dibekali berbagai pengetahuan secara teoritis dan praktis terkait tata kelola lahan, pola pemupukan yang benar, hingga perawatan tanaman dari gangguan hama.
Selama tiga tahun dibina, lahan Kelompok Tani Qoryah Mubarokah makin berkembang dengan berbagai jenis tanaman pangan dan palawija.
Bekal pengetahuan pun tak berhenti pada tata kelola lahan dan pengembangan potensi komoditas, tapi juga berbagai teknik pertanian seperti fertigasi hingga pemanfaatan kompos.
“Dan kali ini bekal yang diberikan lebih mendalam, terkait teknologi pertanian yang selama ini sangat awam bagi kami. Kami harap program ini dapat terus dikembangkan melalui pendampingan optimal Pupuk Kaltim,” tutur Syamsuddin. (*)