BONTANGPOST.ID – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) turun tangan ikut mengawasi pengusutan kasus Tragedi Muara Kate yang kini menimbulkan kecurigaan warga. Sejumlah saksi dan keluarga korban meyakini bahwa Misrantoni (60), yang ditetapkan sebagai tersangka, bukan pelaku sebenarnya.
“Sebaiknya (kecurigaan) itu diuji melalui alat bukti dan keterangan saksi. Kalau ada dugaan pengorbanan seseorang, maka tempat mengujinya adalah di pengadilan, bukan melalui opini subjektif,” ujar anggota Kompolnas, Ida Oetari, melansir EKSPOSKALTIM, Selasa (29/7).
Misrantoni merupakan sepupu, sahabat, sekaligus rekan perjuangan Russell (60), tokoh adat yang tewas dalam insiden berdarah 15 November 2023. Mereka sama-sama berasal dari sebuah dusun Dayak di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
Keduanya sama-sama dikenal sebagai penolak hauling batu bara di jalan negara yang merusak jalan dan mengancam keselamatan warga. Sejumlah saksi di lokasi kejadian, termasuk anak dan istri Misrantoni, menyatakan ia berada di rumah saat tragedi pembunuhan terjadi.
“Tapi yang terpenting, alat bukti dan keterangan saksi, bukan hanya yang [saksi] di TKP, harus diuji di pengadilan,” kata Ida.
Ia menegaskan penyidik harus tetap bekerja berdasarkan bukti. “Tidak harus menunggu pengakuan. Yang penting, alat buktinya cukup,” kata pensiunan polisi dengan pangkat terakhir jenderal bintang dua ini.
Sementara itu hingga kini, apa motif Misrantoni menghabisi Russell belum diungkap kepolisian. Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol Yulianto, menyatakan motif baru bisa diketahui jika tersangka memberikan keterangan langsung.
“Kalau dia tidak ngomong, ya kita tidak tahu motifnya,” singkat Yulianto, Selasa (29/7).
Penetapan Misrantoni sebagai tersangka mengejutkan keluarga. Putranya, Andre (25), mengaku terpukul dengan keputusan mendadak itu.
“Saya baru pulang dari kebun jam empat pagi, tiba-tiba dengar kabar bapak jadi tersangka. Kami panik dan enggak tahu harus bagaimana,” ujarnya, Sabtu (26/7).
Menurut Andre, ayahnya mustahil membunuh Russell, sepupunya sendiri. “Beliau orang yang bertanggung jawab dan tegas. Kami yakin dia tidak mungkin merugikan diri sendiri atau keluarga,” tegasnya.
Keluarga kemudian menemui sejumlah saksi yang berada di sekitar TKP, yakni Joshua, Albert, dan Wartalinus. Rumah mereka berdekatan, sehingga komunikasi mudah dilakukan. Ketiganya mengaku tahu soal penetapan tersangka sejak 15 Juli malam, namun tak langsung menyampaikan ke Andre karena informasi belum pasti.
“Pihak pertama yang dihubungi justru kuasa hukum dari LBH, Bang Irfan,” kata Andre.
Yang membuat keluarga kecewa, polisi tak pernah memberi kabar resmi. “Saya tahu justru karena saya yang nelepon. Kenapa hampir sembilan bulan baru ada tersangka?” ujarnya heran.
“Intinya, saat kejadian Bapak ada di rumah. Tidur. Makanya pada saat saya jemput di rumah itu bapak masih tidur.”
Warga di Muara Kate menduga ada tekanan setelah kunjungan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ke Muara Kate.
Tak lama setelahnya, rumah Misrantoni digeledah, makam Russell dibongkar tanpa pemberitahuan warga, dan Misrantoni langsung dipindahkan ke Polda Kaltim.
Barang bukti yang digunakan dinilai warga juga tidak meyakinkan. Salah satunya hanya baju lengan panjang milik Misrantoni yang tergantung di dekat tempat tidurnya.
“Bapak tidur biasanya cuma pakai celana dalam. Saat saya bangunkan, beliau ambil celana dan baju karena dingin,” jelas Andre.
Sebelum jadi tersangka, Misrantoni sempat diperiksa sebagai saksi bersama Yusuf, pemilik Posko Muara Kate, dan Mahrita, keponakan almarhum Russell. Namun esok harinya, Rabu (16/7), Andre kehilangan kontak dengan ayahnya. Setelah menghubungi salah satu anggota Satreskrim, ia baru tahu Misrantoni telah jadi tersangka.
“Katanya ada 35–37 petunjuk. Tapi kami yakin itu belum cukup kuat,” ujarnya.
Keterangan ibu dan adik Andre soal keberadaan Misrantoni di rumah malam kejadian dianggap tak sah karena tidak didukung saksi lain. Andre bahkan menyampaikan dugaan pemalsuan barang bukti kepada penyidik.
Namun, permintaan penyelidikan ulang belum diajukan karena keluarga sibuk dengan proses penggeledahan.
Warga juga mengaku pernah didatangi vendor perusahaan dan aparat sebelum tragedi. Mereka diminta membuka jalan hauling bagi perusahaan. “Ada yang diteror, ada yang diajak koordinasi. Ini terjadi di depan warga dan ibu-ibu posko,” ujar seorang warga.
Dua polisi yang berjaga malam kejadian kini diangkat menjadi anak oleh Anson, saksi kunci yang selamat. Hal ini memunculkan dugaan bahwa kesaksian Anson diarahkan.
“Pak Anson sudah tidak netral. Kami menduga saksi kunci disetir agar bapak kami dikambinghitamkan,” ucap warga lainnya.
Hubungan antara Anson dan Misrantoni disebut merenggang setelah cekcok soal donasi. Anson merasa semua donasi untuknya, padahal menurut Andre, posko memiliki dua kas terpisah. Satu untuk korban, dan yang kedua konsumsi petugas.
“Pak Anson tidak terima saat dinasihati bapak untuk tidak mudah dipengaruhi aparat. Ia malah membela dua polisi itu,” ujar Andre.
Tudingan bahwa keluarga Misrantoni mendadak kaya juga dibantah. Andre menjelaskan bahwa mobil yang dimiliki keluarga dibeli menggunakan ganti rugi lahan sawit dari PT Amalia di Tamiang Layang, Kalimantan Tengah.
“Itu dibayar bertahap. Kami punya bukti kuitansi. Bukan dari bayaran membunuh,” tegasnya.
Andre berharap Kompolnas dan Mabes Polri benar-benar turun tangan. “Posko ini berdiri karena kami menolak hauling. Setelah gagal melobi, mereka pakai teror. Ini bukan ulah orang biasa. Kami butuh keadilan,” ujarnya.
Warga pun mendesak agar kasus ini ditarik ke Mabes Polri. “Tidak masuk akal sepupu bunuh sepupunya. Mereka tak pernah berselisih. Musuh kami bukan sesama warga, tapi perusahaan, ormas, dan para vendor,” kata warga.
“Jangan biarkan ini dikaburkan. Kami ingin proses yang adil dan transparan,” tutupnya.
Tragedi Muara Kate bermula pada 15 November 2023 ketika belasan warga berjaga di posko yang mereka dirikan swadaya untuk menolak hauling liar batu bara di jalan negara.
Posko berdiri sebagai bentuk protes atas aktivitas truk perusahaan yang melintasi jalan umum secara ilegal. Russell, sebagai tokoh adat, menjadi sosok sentral penolakan.
Pada malam kejadian, posko diserang sekelompok orang tak dikenal. Russell tewas akibat luka parah, sementara rekannya, Anson, berhasil selamat.
Sebelum Russell, dua nyawa melayang akibat kecelakaan lalu lintas dengan truk batu bara. Sejak akhir tahun lalu, warga di Batu Kajang hingga Muara Kate pun getol melakukan penolakan. (*)