SUKA Duka Tawa tak hanya menjadi film panjang debutan sutradara Aco Tenriyagelli. Lebih dari itu, film ini memiliki makna personal bagi Aco karena merupakan gambaran “semesta lain” atas relasinya dengan sang ayah.
“Pada akhirnya benang merah dalam film ini adalah parenting. Dan aku juga melihat isu yang jadi penting buat aku, relasiku sama ayah,” kata Aco saat berkunjung ke kantor Tempo, Jakarta pada Rabu, 17 Desember 2025.
Sejak kecil, Aco mengaku dirinya memang cukup berjarak dengan sang ayah, fenomena yang kini kerap diistilahkan sebagai fatherless. Aco pun merasa ada sesuatu yang “aneh” dengan situasi yang ia alami hingga akhirnya memberanikan diri untuk mengulik langsung dari ayahnya.
Aco kemudian mendatangi lokasi syuting ayahnya, yang berprofesi sebagai sutradara sinetron, dengan berkedok membuat film dokumenter. Perbincangan mendalam yang mereka lakukan justru menjadi titik balik kecanggungan Aco terhadap sang ayah selama ini. “Rasanya di situ baru memahami ternyata ada pengorbanan besar yang selama ini enggak pernah aku lihat,” tutur Aco.
Curahan Hati dalam Film Suka Duka Tawa
Film Suka Duka Tawa menjadi wadah bagi Aco untuk menuangkan elemen-elemen penting di hidupnya. Mulai dari kegemaran Aco terhadap stand up comedy, suka duka selama hidup, dan tentu saja relasi dengan kedua orang tuanya. “Kami mencoba menggabungkan semua itu dan akhirnya menemukan irisan,” ucapnya.
Terkhusus stand up comedy, Aco menilai bahwa hal tersebut sangat berguna baginya ketika menghadapi berbagai masalah. “Lewat komedi, aku merasa setiap ada masalah bisa lebih melihat tanpa ego dan menghadapinya,” ujar Aco. Alasan inilah yang kemudian mendorongnya untuk menjadikan stand up comedy, di samping drama keluarga, sebagai inti utama film Suka Duka Tawa.
Sutradara film “Suka Duka Tawa”, Aco Tenri, bersama pemeran Rachel Amanda dan Marissa Anita ketika berkunjung ke kantor redaksi Tempo, Palmerah, Jakarta, 17 Desember 2025. Tempo/Gunawan Wicaksono
Dari Sudut Pandang Perempuan
Kendati film Suka Duka Tawa terinspirasi dari kisah hidup Aco, tetapi Tawa sebagai karakter utama justru diperankan oleh seorang perempuan, Rachel Amanda. Terkait hal ini, Aco menjelaskan bahwa keputusan tersebut ia ambil setelah melalui berbagai pertimbangan. “Banyak banget perempuan hebat di sekitarku yang bisa bertahan dengan cara masing-masing,” katanya.
Ia bahkan tak segan untuk beberapa kali menyesuaikan plot cerita ketika berdiskusi dengan Indriana Agustina sebagai penulis naskah film tersebut. “Jadi memang trial and error sampai akhirnya sepertinya ini komposisi yang tepat untuk kita bisa lebih empati sama karakter utamanya dan memahami lukanya,” ungkap Aco.
Sinopsis Film Suka Duka Tawa
Film ini menceritakan Tawa, seorang stand up comedian perempuan, yang harus menghadapi berbagai kisah tragis di keluarganya. Ayahnya, Pak Keset (Teuku Rifnu Wikana), telah meninggalkan Tawa sejak kecil demi mengejar mimpi menjadi pelawak terkenal. Semenjak hari itu pula, ibunya, Cantik (Marissa Anita), tak pernah tersenyum lagi.
Karakter Tawa yang slengean menjadikannya hidup di antara kebencian terhadap ayahnya sekaligus harus dapat memposisikan diri ketika di depan ibunya. Situasi ini kemudian menginspirasi Tawa untuk menjadikan kisah tragisnya sebagai materi stand up comedy.
Di atas panggung, ia menghadirkan gemuruh gelak tawa kepada para penonton melalui candaannya. Namun jauh di dalam lubuk hati Tawa, terdapat luka membekas dengan spektrum yang sama sekali berbeda.
Selain nama-nama di atas, film Suka Duka Tawa turut dibintangi oleh Arif Brata, Gilang Bhaskara, dan Bintang Emon. Film produksi BION Studios ini dapat disaksikan di bioskop mulai Kamis, 8 Januari 2026.

2 days ago
13















































