BONTANGPOST.ID, Bontang – Bangunan megah Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin) tidak semua lapak terbuka. Rolling door sebagian lapan justru terkunci saat awak Kaltim Post (induk Bontang Post) mendatangi bangunan ini. Bukan tidak sedang berjualan, tetapi terdapat kertas yang menyebutkan lapak ini disegel oleh UPT Pasar.
Kepala UPT Pasar Nurfaidah mengatakan jumlah lapak dan kios di Pasar Tamrin mencapai 1.370. Berdasarkan pendataan terakhir tercatat 800 lapak dan kios tidak aktif.
“Kami sudah keluarkan surat peringatan hingga tiga kali. Setelah itu jika tiga bulan tidak diisi maka kami lakukan penyegelan,” kata Nurfaidah.
Ia juga menyebut memang sebagian besar lapak dan kios tidak aktif. Khususnya yang berada di lantai tiga dan empat. Kejadian ini membuat UPT Pasar tidak bisa berbuat banyak.
Bahkan dirinya meminta tim gabungan dari Pemkot untuk mengambil sikap. Setelah banyaknya pedagang yang memiliki lapak dan kios justru menyewa lahan di sepanjang Jalan KS Tubun dan Jalan Ir H Juanda.
“UPT Pasar belum bisa berbuat banyak. Kami minta difasilitasi oleh tim gabungan dari pemkot,” ucapnya.
Terkait usulan salah satu pedagang yang minta digabungkan lapaknya karena berada di lantai yang berbeda juga belum bisa diakomodasi. Lantaran peruntukkan lapak tiap lantai memiliki konsep yang beda.
“Saat wali kota melakukan monitoring harga ada pedagang yang curhat karena ada lapaknya di lantai dua dan tiga dan minta disatukan. Itu tidak bisa karena konsepnya beda,” tutur dia.
Menurut dia untuk lantai satu itu berisi makanan. Kemudian lantai dua tergolong pedagang sembako dan sayur-sayuran. Naik ke lantai tiga dan seterusnya berisi pedagang pakaian, perhiasan dan sebagainya.
“Mereka (pedagang) yang mucil. Turun menyewa milik pedagang lain. Tidak ada komunikasi dengan UPT Pasar sehingga memiliki lapak di beberapa lantai,” pungkasnya. (kp)