BONTANGPOST.ID, Bontang – Nada optimistis keluar dari paslon empat Pilkada Bontang, Neni Moerniaeni-Agus Haris, terkait penanangan banjir. Pasalnya mereka tidak ingin warga Bontang terus dihantui oleh musibah tersebut. Agus Haris mengatakan sejatinya waktu satu tahun cukup untuk menyelesaikan permasalahan banjir di Bontang.
“Satu tahun cukup asal pemerintah fokus. Masalahnya saat ini belum fokus,” kata pria yang akrab disapa AH ini.
Menurutnya, langkah utama yakni memaksimalkan infrastruktur Waduk Kanaan. Perlu pelebaran hingga 10 hektare. Dari total luasan yakni 12 hektare. Selain itu pengerukan di infrastruktur itu juga harus dilakukan. Sehingga dapat menampung debit air dalam jumlah besar.
“Saat ini jelas air yang terjun ke Bontang itu 1,8 juta kubik. Kalau bisa ditampung di Waduk Kanaan hingga 700 ribu kubik maka bisa mengatasi banjir. Sisanya maksimalkan peran infrastruktur lainnya,” kata AH.
Penataan Waduk Kanaan juga diperlukan sehingga bisa menjadi tempat wisata air. Di tambah pemberdayaan warga sekitar untuk bisa berjualandi lokasi tersebut. Sehingga ada nilai ekonomi dari infrastruktur itu.
Selain itu jembatan sebelum menuju Waduk Kanaan juga perlu diperlebar. Sehingga mampu menampung debit air lebih banyak. Normalisasi sungai juga dikatakan penting. Di tambah penurapan di sejumlah titik. Mengingat masih ada turap yang masih rendah konstruksinya. Salah satunya di belakang Perum Bank Dhanarta yang pada 2021 lalu roboh.
Jika upaya ini masih kurang maka harus dilakukan pembuatan sodetan sungai. Tentunya di bagian akhir harus dibuatkan polder. Khusus area pusat kota minimal ada empat titik sodetan sungai. Nantinya polder juga bisa menjadi destinasi wisata baru dan pusat hiburan. Seperti yang ada di Kutai Timur.
Akan tetapi bila langkah ini menganggu permukiman atau atau peruntukkan lainnya maka opsi alternatif ialah pembuatan gorong-gorong. Infrastruktur ini nantinya mengarah ke Sungai Dahlia.
“Sembari menunggu pemprov untuk pembangunan Bendali Suka Rahmat,” ucapnya.
AH juga menyoroti sistem drainase yang belum terhubung semuanya ke saluran lebih besar. Pasalnya kelurahan melakukan perencanaan untuk pembangunan parit. Tetapi ini diklaim tidak berada dalam satu kesatuan desain terkait penanganan banjir.
Terkhusus DAS Guntung menurutnya perlu strategi panjang. Mengingat langkah penurapan sebelumnya dilakukan oleh Pemprov dengan swakelola belum menyelesaikan banjir di lokasi tersebut.
“Di RT 10 dan 11 sudah diturap ternyata belum selesai. Harus ada kebijakan besar. Perlu koordinasi dengan Pemkab Kutim karena air berasal dari sana. Selain itu juga harus ada keterlibatan pemprov,” paparnya.
Opsi yang bisa dilakukan ialah membuat aliran baru. Diketahui Sungai Guntung tidak terlalu panjang. Langkah ini bisa dilakukan karena masih ada ketersediaan lahan sekria 300 meter.
“Buat alur agak panjang atau sekalian pembuatan polder besar disana,” sebutnya.
Kehadiran infrastruktur itu bisa menjadi penyambung karena Guntung saat ini terkenal dengan wisata adatnya. Ketika ada polder maka bisa menjadi area untuk mengurai masyarakat ketika ada kegiatan erau pelas benua Guntung.
“Ini bisa dipadukan infrastruktur penanganan banjir dengan pariwisata,” terangnya.
Paslon ini diusung oleh koalisi besar. Meliputi Golkar, Gerindra, NasDem, PKS, dan PSI. Tagline yang digaungkan yakni Berbenah. Berjuang Bersama Neni Agus Haris. (dwi)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: