Nasib Tragis Startup Pengembang Pesawat Supersonik, Sempat Dipakai NASA

1 week ago 11

Bisnis.com, JAKARTA – Startup yang berfokus pada pengembangan teknologi pesawat supersonik, Exosonic, mengumumkan telah berhenti beroperasi atau tutup akibat minimnya dukungan finansial yang berkelanjutan.

Selain itu, dalam informasi yang dibagikan di laman resminya, Exosonic menyebut produk yang dikembangkan juga belakangan tak mampu meraih daya tarik pasar.

“Sayangnya, Exosonic hari ini mengumumkan bahwa perusahaan ini akan ditutup. Setelah lebih dari lima tahun mengejar upaya perjalanan supersonik dan pengembangan drone supersonik, perusahaan tidak dapat menemukan daya tarik yang diperlukan untuk melanjutkan perjalanannya,” tulis pengumuman tersebut, dikutip Sabtu (9/11/2024).

Manajemen Exosonic berpandangan, meskipun pihaknya masih percaya pada kebutuhan penerbangan supersonik, tanpa adanya sambutan pasar yang baik maka pengembangan dua produk tersebut bakal mandek lantaran terkendala biaya operasional.

Untuk diketahui, Exosonic sendiri didirikan pada 2019 oleh Norris Tie yang merupakan seorang insinyur kenamaan yang telah memiliki pengalaman berselancar di perusahaan terkemuka seperti Northrop Grumman dan Lockheed Martin.

Di perusahaan terakhirnya, Norris disebut berhasil mengembangkan pesawat X-59 yang digunakan oleh Nasa.

Perjalanan bisnis Exosonic dimulai usai pihaknya mendapat dana ventura sebesar US$4,5 juta atau sekitar Rp70,44 miliar (Asumsi kurs: Rp15.654) pada 2020 usai bergabung Y Combinator’s Winter 2020 (YC 2020).

Adapun, pendanaan awal Exosonic tersebut pertama kali diguyur oleh Soma Capital, Psion Capital, dan Stellar Solutions. Di samping itu, Exosonic juga mendapat hibah kecil dari Angkatan udara AS di bawah program Small Business Innovation Research (SBIR). 

Exosonic sempat mencapai tonggak penting pada awal tahun ini. Di mana, mereka berhasil menerbangkan pesawat pertamanya, varian subskala dari UAV supersoniknya yang disebut EX-3M Trident di uji terbang di California. 

Di samping itu, perusahaan tersebut juga tengah mengembangkan dua kendaraan lain: pesawat penumpang supersonik yang disebut Horizon dan UAV yang lebih besar yang disebut Revenant.

Akan tetapi, perjalanannya harus terhenti karena pihaknya mengalami masalah pembiayaan lantaran perlu melakukan proses riset dan pengembangan berbarengan dengan menggelontorkan dana untuk mulai meng-komersialisasikan produknya.

“Tanpa dukungan pemerintah lebih lanjut untuk pengembangan UAV supersonik jangka pendeknya, Exosonic tidak dapat lagi mempertahankan modal yang dibutuhkan untuk lebih memajukan konsep tersebut.” Pungkas Exosonic.

Read Entire Article
Batam Now| Bontang Now | | |