Denpasar, CNN Indonesia —
Tumpahan minyak di kawasan pesisir Pantai Candidasa, di Kabupaten Karangasem, Bali, mengganggu industri wisata di wilayah tersebut.
Salah satunya membuat para wisatawan yang menginap di sejumlah hotel di daerah Pantai Candidasa check-out atau meninggalkan hotel lebih awal.
Ketua Persatuan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Karangasem, Bali, I Wayan Kariasa mengatakan tumpahan minyak itu diketahui pada tiga hari yang lalu atau Sabtu (28/12) pagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Iya sempat tiga hari yang lalu lumayan tumpahannya banyak. Dan kita tidak tahu sumbernya dari mana, yang jelas di pinggir pantai itu banyak minyak warna hitam-hitam itu,” kata dia, saat dikonfirmasi Senin (30/12).
“Terus baunya menyengat. Sehingga khususnya penginapan-penginapan yang ada di pinggir pantai itu dengan bau minyak yang begitu menyengat beberapa wisatawan check-out lebih awal dari jadwal dia menginap karena tidak kuat dengan baunya itu,” imbuh Wayan Kariasa.
Ia menyebutkan, dari bau tumpahan minyak itu ada puluhan hotel yang terdampak sehingga pada hari yang sama para tamu langsung check-out.
“Hari itu juga mereka tidak kuat apalagi yang mungkin sesak nafas atau enggak kuat cium [bau menyengat tumpahan minyak], itu mereka langsung pergi ke tempat lain. Yang kemarin itu puluhan hotel yang pasti di pinggir pantai (yang terdampak),” ujarnya.
“Yang check-out duluan kebetulan saya tidak data rill sih. Tapi anggota kita (ada yang bilang) ada yang check-out dua kamar, ada yang bilang tiga kamar. Mungkin puluhan kamar sih yang check-out lebih awal dari jadwal,” lanjutnya.
Kendati demikian, pihaknya tidak menghitung soal kerugian hotel yang terdampak dari tumpahan minyak tersebut,”Karena bersyukur ada hujan dan gelombangnya sempat besar. Jadi mungkin (minyak itu) sudah terurai dia sudah pindah ke tempat lain atau bagaimana,” jelasnya.
Dia mengatakan tumpahan minyak di pantai itu berwarna hitam pekat seperti solar dan baunya menyengat. Menurut pihaknya, perkiraan tumpahan minyak itu mencemari hampir 2 kilometer sepanjang Pantai Candidasa.
“(Yang tercemar) sepanjang pantai sekitar 2 kilo meter itu semua di daerah Candidasa. Karena, Pantai Candidasa itu panjangnya sampai Buitan itu sekitar kurang lebih 5,7 kilo meter,” jelasnya.
Ia mengatakan perairan Candidasa seringkali dilewati dan jadi tempat kapal seperti kapal Ferry dan kapal lainnya. selain itu tak jauh juga dari depo minyak.
“Iya kebetulan kan di dekat kita itu, di (daerah) Kecamatan Manggis itu kan ada depo minyak untuk Bali Nusra. Kemudian ada juga parkir kapal ferry yang dipojokan timurnya (Pelabuhan ) Padangbai,” jelasnya.
Lebih lanjut, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) di Kabupaten Karangasem. Dia mengatakan pihak dinas akan menindaklanjuti.
Pihaknya berharap agar pemerintah mencari sumber limbah minyak tersebut dari mana datangnya, entah dari pembuangan kapal atau apapun. Sehingga nantinya, bisa diatensi dengan baik karena itu merusak alam bukan hanya serta merta merusak pariwisata.
“Tapi itu juga merusak alam dan juga merugikan masyarakat secara umum secara publik. Misalnya, ada masyarakat yang berenang, kan pastinya itu juga berakibat fatal. Kemudian yang kedua secara otomatis akan terganggu habitat laut, misalnya untuk nelayan yang mereka mencari ikan dan sebagainya itu pasti terganggu,” ujarnya.
“Harapan kita paling tidak pemerintah betul-betul mencari sumbernya dari mana, kalau sudah ketemu sumbernya yang bertanggung jawab siapa dan itu harus bisa dikelola dengan baiklah. Kalau misalkan itu dari kapal, kapal apa?, terus apakah dia tidak memiliki sebuah manajemen pengelolaan limbah kan gitu, kenapa harus kebuang ke laut,” ungkapnya.
(kdf/kid)