Pemimpin gereja Katolik Vatikan, Paus Fransiskus, mendesak Perserikatan Banga-Bangsa (PBB) untuk menyelidiki lebih lanjut terkait agresi Israel di Jalur Gaza Palestina yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Penyelidikan ini, menurutnya, diperlukan untuk membuktikan agresi Israel di Gaza masuk ke dalam kategori genosida.
“Menurut beberapa ahli, apa yang terjadi di Gaza memiliki ciri-ciri genosida,” kata Paus dalam pernyataannya yang dirilis di surat kabar Italia, La Stampa, pada Minggu (17/11) dilansir Al Jazeera.
“Kita harus menyelidikinya dengan cermat untuk menentukan apakah hal ini sesuai dengan definisi teknis yang dirumuskan oleh para ahli hukum dan badan-badan internasional,” tambahnya.
Paus Fransiskus sebetulnya kerap menyampaikan kritiknya soal agresi Israel di Gaza yang hingga saat ini sudah menelan lebih dari 43 ribu korban jiwa. Namun, paus asal Argentina itu tidak pernah menggunakan istilah genosida untuk menyebut agresi Israel di Gaza.
Permintaan Paus Fransiskus yang mendesak PBB untuk melakukan penyelidikan soal genosida Israel di Gaza ini menuai respons dari Duta Besar Israel untuk Vatikan, Yaron Sideman.
Lewat laman X pribadinya, Sideman menilai agresi Israel di Gaza tidak masuk dalam kategori genosida. Sebab, tindakan tersebut dilakukan sebagai bentuk pertahanan diri Israel dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
“Terjadi pembantaian genosida pada 7 Oktober 2023 terhadap warga negara Israel. Sejak saat itu, Israel telah menjalankan haknya untuk membela diri terhadap upaya dari tujuh front berbeda untuk membunuh warga negaranya,” kata Sideman.
“Setiap upaya untuk menyebutnya dengan nama lain sama saja dengan menargetkan Negara Yahudi,” lanjut Sideman.
PBB sendiri sebetulnya telah merilis laporan terkait agresi militer Israel di Gaza. Dalam laporan tersebut, PBB menilai bahwa agresi Israel di Gaza sudah memenuhi karakteristik genosida.
Sebab, agresi Israel sudah menyebabkan dampak negatif yang secara signifikan memengaruhi kehidupan warga Palestina di Gaza.
Salah satu dampak negatif yang disebabkan agresi Israel adalah bencana kelaparan. Sebab, dalam agresinya, militer Israel kerap merampas kebutuhan pokok warga Gaza, seperti makanan dan minuman.
“Sejak awal perang, pejabat Israel secara terbuka mendukung kebijakan yang merampas kebutuhan pokok warga Palestina untuk bertahan hidup, seperti makanan, air, dan bahan bakar,” bunyi laporan Komite Khusus PBB yang dirilis, Kamis (14/11).
Laporan ini akan segera diumumkan pada Sidang Majelis Umum PBB ke-79 yang bakal dihelat hari ini, Senin (18/11) waktu setempat.