Bisnis.com, JAKARTA – Maskapai penerbangan Deutsche Lufthansa AG berencana memangkas 4.000 karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan administrasi hingga 2030.
Dilansir Bloomberg, Senin (29/9/2025) langkah ini menjadi pengurangan paling dalam yang pernah dilakukan oleh grup maskapai terbesar di Eropa tersebut sejak pandemi memukul industri penerbangan. Maskapai ini disebutkan masih dalam upaya peningkatan profitabilitas.
Pengurangan pegawai itu akan dilakukan melalui digitalisasi, otomatisasi, dan proses konsolidasi, yang mayoritas akan dilakukan di Jerman, demikian informasi dari pernyataan perusahaan menjelang hari pasar modal di Munich. Langkah ini diperkirakan menghemat sekitar 300 juta euro dalam setahun.
Lufthansa memulai rencana penghematan terbesar itu dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan upaya perusahaan mengatasi dampak dari pemogokan karyawan, pengiriman pesawat yang lambat, dan bisnis penerbangan utama yang berkinerja buruk.
Pada tahun lalu, Grup Lufthansa terpaksa menurunkan target sebanyak dua kali dan gagal mencapai target margin jangka menengah yang ditetapkan pada 2021. Adapun, pada perdagangan terakhir, saham Lufthansa mengalami kenaikan hingga 2,3%. Sahamnya tercatat menguat lebih dari 25% sepanjang tahun ini.
Maskapai Eropa ini menyatakan berupaya mencapai arus kas lebih dari US$2,9 miliar dari 2028 hingga 2030 dan laba atas modal yang digunakan sebesar 15% hingga 20%. Margin operasi yang disesuaikan akan berada pada kisaran 8%-10% dalam jangka waktu tersebut.
“Kami jelas tertinggal dari beberapa pesaing kami dalam hal kinerja keuangan, dan juga, hingga musim panas ini, kami tertinggal dalam kinerja operasional,” ujar CEO Carsten Spohr dalam acara yang berlangsung pada hari Senin.
Spohr telah menerapkan beberapa perubahan organisasi, termasuk menggabungkan operasi maskapai hub. Maskapai ini kembali menghadapi ancaman pemogokan karyawan, dengan para pilot yang dijadwalkan untuk menyelesaikan pemungutan suara aksi mogok pada Selasa melalui serikat pekerja Vereinigung Cockpit. Tindakan ini berpotensi menimbulkan aksi mogok baru yang dapat mengganggu operasi dan kinerja keuangan.
Serikat pekerja menyampaikan PHK akan mengorbankan pegawai ground staff dan mereka berusaha menempuh perundingan bersama untuk mencapai keamanan kerja.
Sementara itu, penundaan pengiriman pesawat yang terus berlanjut menghambat pembaruan armada Lufthansa dan transisi ke model yang lebih hemat bahan bakar. Peluncuran kabin premium Allegris yang baru turut menghadapi kendala.
Sertifikasi untuk kursi kelas bisnis pada Boeing 787-9 masih tertunda, memaksa maskapai untuk menutup kursi tersebut dari penumpang hingga mendapatkan persetujuan.
Lufthansa mengatakan pihaknya berharap dapat menambah lebih dari 230 pesawat, termasuk 100 jet jarak jauh, pada 2030.
Selain penerbangan penumpang, Lufthansa Technik, divisi perawatan pesawat, berekspansi ke bisnis pertahanan yang sedang berkembang, sementara unit kargonya berupaya menjadi salah satu dari tiga maskapai angkutan udara teratas di dunia.