Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, menunjuk pengusaha Linda McMahon menjadi menteri pendidikan, pada Selasa (19/11) malam waktu setempat.
“Linda akan menggunakan pengalaman kepemimpinannya selama puluhan tahun serta pemahaman mendalam tentang pendidikan dan bisnis untuk memberdayakan generasi pelajar dan pekerja Amerika [Serikat] berikutnya,” kata Trump dalam pernyataanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ia juga akan menjadikan Amerika nomor satu dalam Pendidikan di Dunia. Kami akan mengirim pendidikan kembali ke negara-negara bagian dan Linda akan mempelopori upaya itu,” lanjutnya dilansir CNN.
Profil Linda McMahon
Linda McMahon merupakan salah satu pengusaha perempuan berpengaruh di Amerika Serikat, yang lahir di North Carolina pada 4 Oktober 1948.
Linda pernah mengenyam pendidikan di Havelock High School dan East Carolina University.
Meski ditunjuk sebagai menteri pendidikan, latar belakang Linda justru malah didominasi oleh dunia usaha.
Linda merupakan salah satu pendiri perusahaan profesional gulat paling mahsyur di AS, World Wrestling Entertainment (WWE). Ia mendirikan perusahaan ini bersama sang suami, Vince McMahon pada 1980-an.
Di perusahaan tersebut, ia menjabat sebagai Chief Executive Officer atau CEO dan berhasil membawa WWE menjadi perusahaan dengan pendapatan hingga miliaran dolar AS.
Hubungan Linda dengan Donald Trump pada 2007. Ketika itu, Trump diundang ke acara Wrestlemania, salah satu acara besutan WWE, untuk bertarung melawan Vince.
Sejak saat itu, nama WWE sebagai perusahaan profesional gulat naik daun. Mereka menjadi perusahaan profesional gulat sekaligus perusahaan hiburan yang menyuguhkan aksi-aksi tarung yang digandrungi masyarakat AS.
Setelah memimpin WWE selama puluhan tahun, Linda pun memutuskan untuk hengkang dari perusahaan tersebut pada 2009. Dilansir The Economic Times, ia mengambil keputusan itu karena ingin berkarier di dunia politik.
Ikut pemilihan senat AS
Pada 2010, Linda McMahon mulai mencari peruntungan di dunia politik Amerika Serikat dengan mengikuti pemilihan anggota Senat. Namun, saat itu, ia gagal terpilih karena kalah suara kandidat lainnya.
Kemudian, Linda juga berupaya mengikuti pemilihan Senat AS pada 2012. Namun, ia kembali tidak terpilih. Saat itu, ia kalah dari kandidat dari Partai Demokrat, Richard Blumenthal dan Chris Murphy.
Meski terus kalah, ia tetap bersikukuh untuk berkarier di dunia politik. Pada 2016, ia menjadi salah satu tim sukses kampanye Donald Trump yang saat itu maju menjadi calon presiden AS lewat Partai Republik.
Saat itu, ia juga dikabarkan pernah menyumbang uang jutaan dolar AS untuk membiayai kampanye Trump. Hal inilah yang kemudian membuat relasi personal Trump dan Linda kian erat hingga saat ini.
Hubungan Linda dengan Trump pun terus berjalan saat dirinya terpilih menjadi Presiden AS. Pada 2017, misalnya, ia ditunjuk oleh Trump untuk memimpin Lembaga Usaha Kecil (SBA) AS. Ia mengemban jabatan itu hingga 2019.
Kemudian, di pilpres AS 2020, ia kembali ditunjuk Trump untuk mengepalai organisasi yang mendukung kampanye Trump di pilpres 2020, PAC American First Action.
Selain itu, ia juga pernah membantu Trump mendirikan America First Policy Institute (AFPI), sebuah lembaga pemikir yang didirikan untuk menyebarkan pemikiran Trump kepada rakyat AS.
Saat ini, ia juga masih menjabat sebagai ketua tim transisi pemerintahan Trump. Ia akan mengemban tugas ini hingga Trump dilantik menjadi Presiden AS pada Januari 2025 mendatang.
Meski latar belakangnya didominasi di dunia usaha, Linda rupanya juga punya sejumlah pengalaman di bidang pendidikan. Pada 2009 misalnya, setelah meninggalkan WWE, ia pernah menjadi Dewan Pendidikan di negara bagian Connecticut selama setahun.
Selain itu, ia juga pernah menjadi dewan pengawas Universitas Sacred Heart di Connecticut.
(gas/dna)