Bisnis.com, JAKARTA – Langkah Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dalam memblokir jutaan konten judi online dinilai belum optimal.
Pakar keamanan siber dari jutaan konten tersebut, mayoritas iklan dan portal, yang pemblokirannya tidak memberi dampak terhadap pemberantasan judi online.
Diketahui per 19 November 2024, jumlah konten judi online yang telah diblokir Komdigi sekitar 5,1 juta konten. Komdigi tidak memberitahu secar detail mengenai jumlah server dan proxy yang ditutup.
Bisnis sempat mempertanyakan jumlah server dan proxy yang ditutup kepada Ditjen Aptik Komdigi. Hingga berita ini diturunkan Aptika belum merespons.
Pengamat Keamanan Siber dari Vaksin.com Alfons Tanujaya mengatakan efektivitas pemblokiran yang dilakukan oleh Komdigi dapat terjadi jika pemerintah berhasil menutup server judi online. Adapun jutaan portal dan iklan yang ditutup saat ini, tidak banyak memberi efek.
“Harusnya memang mereka mengidentifikasi servernya dan di blokir. Bukannya blokir iklan lalu melaporkan seakan-akan sudah bekerja keras,” kata Alfons kepada Bisnis, Selasa (19/11/2024).
Alfons mengatakan untuk memberantas judi online seharusnya para pemangku kepentingan dan aparat hukum mengikuti iklan alur iklan yang tertera terlebih dahulu, sebelum memblokirnya.
Penelusuran itu berpeluang membawa para penegak hukum ke proxy atau server judi online.
“Dengan mengikuti iklan kamu dapat WhatsApp, nomor rekening, dan setelah itu dikasih ke kepolisian sehingga bisa dilacak. Kemudian nomor rekening juga bisa dilacak oleh PPATK dan OJK,”
Terakhir kata Alfons, satgas dan para penegak hukum juga bisa makan identifikasi letak server, sehingga pemblokiran lebih terukur.
Alfat juga mendorong kepolisian terus memburu bandar jadi online untuk memberikan dampak yang lebih signifikan.
“Jadi yang diblokir jangan iklannya, tetapi servernya. Itu lakukan dengan cermat,” kata Alfons.
Alfons terus menawarkan tiga solusi untuk mengatasi judi online.
Untuk jangka pendek, pemerintah dapat melakukan pemblokiran yang difokuskan pada proxy tidak hanya memblokir portal dan iklan.
Jutaan ikan yang diblokir dan portal tidak akan memberi dampak signifikan. Namun jika yang diblokir adalah server akan berdampak besar.
Proses pemblokiran server ini membutuhkan waktu dan harus dilacak terlebih dahulu sehingga diakui cukup sulit.
“Jangka menengah, Satgas memberi hukuman kepada para pelaku dengan tegas dan keras telah mengantongi identitas mereka. Jangan cuma 3 bulan,” kata Alfons.
Adapun solusi jangka panjangnya adalah dengan solusi digital dan solusi finansial.
Judi online dapat merusak suatu negara. Avanza mengatakan bahwasanya candu telah berubah dari obat terlarang menjadi digital, dalam bentuk judi online.
Zaman judi online dialami oleh seluruh negara di dunia ini tidak hanya Indonesia dan tidak terhindarkan karena ini dampak dari pemanfaatan internet.
Permasalahannya, judi online memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan dengan judi offline.
“Perbandingan dampaknya seperti sepeda lipat dengan motor MotoGP. Jauh sekali perbandingannya,” kata Alfons.
Alfons mengatakan jadi online dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat sementara itu jadi offline hanya menjangkau wilayah tertentu dan dapat dilokalisir dan dibatasi.
Alfons nilai bahwa judi online tidak dapat dibatasi karena praktik ini memanfaatkan infrastruktur internet yang menyebar dan merata.
Tidak hanya itu, lanjut Alfons, masyarakat yang menjadi target dari praktek ini adalah masyarakat menengah ke bawah yang secara literasi digital dan finansial rendah diiming-imingi kekayaan.
“Dikasih alogaritma sehingga pengguna dibuat hampir menang, hampir menang, dikasih kemenangan kecil, tetapi akhirnya kalah,*
Pemerintah diminta untuk memblokir peladen (server) dan proxy judi online guna menghadirka l
ini lebih optimal. Jutaan konten yang diblokir pemerintah hingga saat ini disebut belum memberi manfaat besar.