TEMPO.CO, Jakarta – Penyanyi dan komposer Isyana Sarasvati mengejutkan penggemarnya di Istora Senayan pada Sabtu malam, 16 November 2024. Dalam gelaran konser bertajuk ‘Lost in Harmony: A Decade Live Concert’ Isyana menghadirkan kolaborasi spektakuler dengan Marty Friedman, eks gitaris legendaris band metal Megadeth.
Mereka membawakan versi baru lagu ‘my Mystery’ yang pertama kali dirilis Isyana pada 2022 dan telah diaransemen ulang dengan tambahan solo gitar Marty Friedman, sebagai bagian dari perayaan satu dekade perjalanan musik Isyana.
“Please welcome, Marty Friedman,” ujar Isyana. Marty memberikan warna baru pada lagu ini dengan perpaduan distorsi gitar listrik dan riff khas permainan gitarnya–dipadukan dengan dentingan synthesizer Isyana.
Aksi panggung mereka menampilkan gaya progresif yang berani, aliran musik metal berpadu dengan elemen klasik dan pop modern. Penampilan tersebut disambut sorak sorai penggemar, suasana panggung pun berubah dramatis. Terutama ketika Marty bergabung ke tengah panggung, bersanding dengan Isyana dan menunjukkan keahlian gitarnya yang melegenda.
Awal Kolaborasi Isyana Sarasvati dan Marty Friedman
Kolaborasi Isyana dan Marty berawal dari konser tur Isyana di Jepang pada Oktober 2023. Di Yokohama, promotor menawarkan kerja sama dengan Marty Friedman, yang langsung disambut antusias oleh keduanya. Marty, yang melejit bersama Megadeth pada 1990-an, dikenal dengan gaya bermain gitar yang menggabungkan shredding cepat dan melodi unik.
Marty lahir di Washington, D.C. pada 8 Desember 1962, menjadi salah satu ikon metal dengan kontribusinya di album Megadeth seperti Rust in Peace (1990) dan Countdown to Extinction (1992). Setelah meninggalkan Megadeth pada 2000, ia pindah ke Jepang, memulai karier baru sebagai artis solo yang menjelajahi genre musik beragam. Ia kini aktif sebagai musisi dan bintang televisi di Jepang.
Isyana Sarasvati Duet dengan Para Kolabolator
Penyanyi Rara Sekar saat berduet Isyana Sarasvati membawakan lagu ‘Luruh’ di gelaran Konser Lost in Harmony di Istora Senayan, Jakarta, 16 November 2024. TEMPO/Jasmine
Tak hanya duet dengan Marty Friedman, konser Isyana malam itu turut dimeriahkan oleh sejumlah bintang, termasuk DeadSquad, Vidi Aldiano, Mahalini, Afgan, Rendy Pandugo, hingga Anggun C. Sasmi. Kontras antara gaya seriosa dan progresif rock benar-benar memikat. Dalam kolaborasinya dengan DeadSquad melalui lagu ‘Il Sogno’ misalnya, Isyana memadukan permainan piano dengan dentuman gitar metal. Suara khas Anggun yang berpadu harmoni menciptakan momen magis, menunjukkan keunikan lintas genre yang menjadi ciri khas musik Isyana.
Duet bersama suami, Rayhan Maditra, kakaknya Rara Sekar, hingga ayah dan ibunya, juga membawa kesan personal dan memberi kehangatan tersendiri dalam gelaran konser malam itu. Konser bertajuk ‘Lost in Harmony’ menandai perjalanan satu dekade karier Isyana, menyuguhkan lebih dari 20 lagu dari empat album: Explore! (2015), Paradox (2017), LEXICON (2019), hingga ISYANA (2023). Dalam konser berdurasi tiga jam itu, Isyana mengajak penonton untuk mengeksplorasi beragam genre, dari klasik, pop, jazz hingga progresif rock.
Pertunjukan berdurasi tiga jam ini sebelumnya dibuka dengan lantunan opera klasik ‘Je veux vivre’ dari Charles Gounod, diiringi Jakarta Concert Orchestra dan Avip Priatna. Nuansa teatrikal juga diperkuat dengan kostum dan tata panggung megah, menghidupkan cerita dalam setiap lagu yang dibawakan Isyana. Konser ini benar-benar menunjukkan keberanian Isyana dalam bereksperimen dengan berbagai genre.
Setelah pembukaan megah dengan lagu klasik, ia langsung menyajikan ‘Sikap Duniawi’ dengan genre progresif rock. Lagu-lagu pop lainnya seperti ‘Tetap Dalam Jiwa’, ‘All or Nothing’ dan ‘Lembaran Buku juga dibawakan dalam aransemen baru. “Terima kasih semua buat teman-teman yang hadir di sini, sudah menyaksikan 10 tahun berkarya,’ ujar Isyana kepada para penggemarnya–Isyanation.