Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk kebutuhan teknologi informasi tahun ini. Meski tidak mengungkap berapa besaran nilai yang dialokasikan, belanja modal teknologi informasi itu diprioritaskan untuk lima area utama.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menyampaikan perseroan secara berkelanjutan memperkuat infrastruktur dan layanan digital untuk memberikan pengalaman bertransaksi yang andal, aman, dan nyaman bagi nasabah, seiring dengan meningkatnya adopsi layanan perbankan berbasis teknologi.
“Alokasi belanja modal TI tersebut diprioritaskan pada lima area utama,” ungkap Okki kepada Bisnis, dikutip Minggu (21/9/2025).
Kelima area yang dimaksud yakni pengembangan aplikasi digital termasuk Wondr by BNI; transformasi kanal korporat melalui platform BNIdirect yang menunjukkan pertumbuhan transaksi yang signifikan; serta modernisasi infrastruktur melalui pembaruan sistem backend, integrasi cloud, dan peningkatan kapasitas data center.
Kemudian, penguatan sistem keamanan siber dan manajemen risiko dengan fokus pada perlindungan data, deteksi penipuan, dan kepatuhan digital secara real-time; serta digitalisasi kantor cabang untuk menciptakan pengalaman layanan yang terintegrasi dan relevan dengan kebutuhan nasabah.
Adapun untuk memastikan keandalan sistem, Okki menuturkan bahwa pihaknya mengimplementasikan konfigurasi High Availability (HA) dan Disaster Recovery Center (DRC) yang didukung dengan pengujian rutin melalui proses Switch Over dan Switch Back.
“Langkah ini memastikan bahwa aplikasi kritikal dan transaksional, termasuk dalam situasi gangguan, dapat terus beroperasi secara optimal,” tuturnya.
BNI juga memiliki strategi komprehensif di bidang keamanan siber, meliputi penguatan peran Chief Information Security Officer (CISO), penerapan tata kelola dan regulasi keamanan yang ketat, serta pengamanan menyeluruh terhadap seluruh aset teknologi informasi.
Selain itu, bank berlogo 46 itu turut aktif berkolaborasi dengan lembaga terkait seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian BUMN, dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serta komunitas keamanan siber untuk terus meningkatkan ketahanan terhadap potensi ancaman.
“Komitmen ini juga diwujudkan melalui audit keamanan berkala dan sertifikasi ISO 27001:2013,” katanya.
Melalui berbagai langkah strategis tersebut, Okki memastikan komitmen BNI untuk terus menjadi institusi keuangan yang tangguh, adaptif, dan unggul dalam menjawab dinamika industri perbankan.