Barasuara di Pestapora: Kami akan Terus Bersuara Hadapi Represi

1 week ago 14

BARASUARA memutuskan tetap tampil di panggung Pestapora 2025 setelah banyak band sejenisnya memutuskan mengundurkan diri karena isu keterlibatan kerjasama Pestapora dengan PT Freeport Indonesia. Mulai dari Banda Neira hingga .Feast angkat kaki dari Pestapora.

Pilihan Editor: J-Rocks Satukan Penonton di Boss Stage Pestapora 2025

Alasan Barasuara Tetap Tampil di Pestapora 2025

Di atas panggung, vokalis Iga Massardi menuturkan Barasuara memutuskan tampil di Pestapora karena berpihak pada pendengar dan penggemarnya bernama Penunggang Badai. “Kami juga memihak teman-teman yang telah membeli tiket. Kami tak memihak kepada Pestapora, kami tak memihak kepada Kiki Aulia Ucup. Tentu saja kami tak mengabdi kepada PT Freeport Indonesia,” katanya di Boss Stage Pestapora, Jakarta pada Ahad, 7 September 2025.

Iga kemudian membunyikan gitarnya dan mereka membawakan lagu “Merayakan Fana”. Lagu itu dirilis bersama album Jalaran Sadrah pada 2024, dengan tema perasaan limbo manusia di antara hidup dan mati. 

Penampilan band Barasuara di panggung Riang Gembira Stage Pestapora pada hari ketiga di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, 7 September 2025. Tempo/Ilham Balindra

Setelah membawakan lagu itu, Iga mengatakan bayaran yang didapatkan dari panggung ini akan disumbangkan kepada organisasi yang memperjuangkan ekologi. “Dan berdasarkan pernyataan Pestapora tak ada aliran dana dari Freeport, tapi kami tetap sumbangkan dana ini,” tuturnya. Barasuara membawakan lagu “Samara” hingga bagian reff, Iga mengangkat poster dengan gambar aktivis HAM Munir Said Thalib sembari bernyanyi. 

Sindir Penulisan Ulang Sejarah yang Digagas Menteri Fadli Zon

Sebelum membawakan lagu “Mengunci Ingatan”, Iga menyinggung perihal penulisan ulang sejarah yang digagas Menteri Kebudayaan Fadli Zon. “Sebagai bangsa amnesia banyak sekali sejarah yang dilupakan sehingga sejarah itu harus ditulis ulang. Mungkin hari ini kita bisa sama-sama mengunci ingatan,” katanya. Lagu dari album pertama Barasuara berjudul Taifun itu pun mengisi seluruh arena Boss Stage, membuat penonton ikut melantunkan kata demi kata yang terkandung dalam lirik “Mengunci Ingatan”. 

Setelah lagu selesai dimainkan, Iga menuturkan beberapa bulan belakangan jumlah pendengar mereka di layanan streaming meningkat pesat. Terutama untuk lagu “Pancarona” dan “Terbuang dalam Waktu” yang menjadi soundtrack film Sore: Istri dari Masa Depan garapan Sutradara Yandy Laurens. “Terima kasih buat kalian yang tak takut dicap FOMO karena persetan dengan gate keeper. Akhirnya kami jadi band viral,” katanya.

Terus Suarakan Keresahan

Penampilan band Barasuara di panggung Riang Gembira Stage Pestapora pada hari ketiga di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, 7 September 2025. Tempo/Ilham Balindra

Iga menuturkan sebagai band, Barasuara akan terus bersuara menyampaikan aspirasi dan keresahan yang berhubungan dengan Tanah Air. “Kami akan terus bersuara terhadap represi karena apa yang perlu disuarakan harus disuarakan,” katanya. Lalu Barasuara menyanyikan “Pancarona” yang membuat penonton bertepuk tangan dan ikutan bernyanyi.

Aksi panggung Barasuara diteruskan dengan lagu medley “Bahas-Bahasa” dengan “Api dan Lentera”. Kedua lagu itu merupakan titik awal Barasuara merilis lagu, dan konsisten hingga saat ini tetap berkarya.

Lagu berjudul “Etalase” pun dinyanyikan menjelang akhir penampilan. Sebelum menyanyikan lagu terakhir, Iga mengingatkan sekali lagi perjalanan Barasuara selama 13 tahun berkat dukungan pendengar. “Lagu terakhir kami ini yang kalian tunggu-tunggu kan. Terima kasih buat semua yang sudah mengenal Barasuara lewat lagu “Terbuang dalam Waktu”. Inilah, terbuang dalam rezim,” kata Iga.

Penonton kegirangan dan mata tertuju ke panggung sembari mendengarkan intro dari “Terbuang dalam Waktu”. Saat lirik dinyanyikan, penonton pun ikut bernyanyi hingga lagu itu selesai sekaligus menutup penampilan Barasuara di Pestapora 2025.

Source link

Read Entire Article
Batam Now| Bontang Now | | |