Aliansi Energi Terbarukan Didukung Bezos Targetkan Investasi US$7,5 miliar di Negara Berkembang

3 weeks ago 23

Bisnis.com, JAKARTA — Aliansi Energi Global untuk Manusia dan Planet yang memasang energi terbarukan di negara-negara berkembang akan berinvestasi sekitar US$7,5 miliar dalam lima tahun mendatang.

Saat ini lembaga tersebuttengah mencari lebih banyak mitra filantropis karena negara-negara kaya memangkas bantuan pemerintah.

Aliansi Energi Global untuk Manusia dan Planet yang diluncurkan pada perundingan iklim global tahun 2021, telah membantu lebih dari 30 negara untuk meningkatkan jaringan listrik, membangun penyimpanan baterai, dan menciptakan lapangan kerja dalam ekonomi hijau.

Lembaga ini mengamankan dana gratis atau murah dari sumber amal atau pemerintah untuk mengurangi risiko investasi dan menarik dana dari bank pembangunan multilateral dan pemberi pinjaman sektor swasta. Tugas ini menjadi lebih sulit sejak pemerintahan AS di bawah Donald Trump memimpin peralihan dari bantuan pembangunan dan pendanaan iklim.

Aliansi tersebut didirikan oleh IKEA Foundation, The Rockefeller Foundation, dan Bezos Earth Fund, daftar mitra GEAPP telah berkembang hingga mencakup negara-negara seperti Inggris dan Denmark, Bank Dunia, dan perusahaan-perusahaan sektor swasta termasuk GE Vernova.

Kepala Eksekutif Woochong Um mengatakan Aliansi Energi Global untuk Manusia dan Planet tengah mencari kemitraan baru di saat para pemimpin dunia berkumpul di New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB bersamaan dengan pekan iklim kota tersebut. 

Aliansi ini juga menantikan konferensi iklim global berikutnya di Brasil pada bulan November di mana pendanaan untuk membantu negara-negara berkembang beralih ke energi hijau akan memainkan peran penting seperti yang telah dilakukan pada perundingan iklim sebelumnya.

“Dengan anggaran bantuan yang tertekan, kita membutuhkan model-model baru untuk mewujudkan pembangunan dalam skala besar. Rencana tersebut mencakup koalisi energi dan peluang untuk menanamkan energi hijau di sektor-sektor seperti pertanian dan kesehatan,” ujarnya dilansir Reuters, Senin (22/9/2025).

Badan Energi Internasional (IEAPP) menyatakan investasi energi bersih di negara-negara berkembang di luar China perlu ditingktkn enam kali lipat menjadi US$1,6 triliun pada awal tahun 2030-an agar dapat mencapai tujuan iklim dunia.

Data dari OECD menunjukkan bantuan pembangunan resmi turun 7,1% secara riil pada 2024. Penurunan tersebut menjadi pertama dalam enam tahun terakhir, yang dipimpin oleh penurunan pendanaan AS dan meningkatkan tekanan pada kelompok-kelompok seperti GEAPP untuk menambah jumlah pendukungnya.

Um mengatakan aliansi energi terbarukan akan berupaya meningkatkan skala pekerjaannya pada apa yang disebutnya sebagai jaringan masa depan atau memastikan sistem kelistrikan di negara-negara berkembang siap untuk energi terbarukan, cerdas secara digital, dan berkelanjutan secara finansial.

Dengan proyek penyimpanan baterai yang sedang berjalan di lebih dari 20 negara termasuk sistem mandiri skala utilitas pertama di India kelompok ini bertujuan untuk mendigitalkan jutaan jaringan di seluruh Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Karibia.

“Di Jaipur, kami membuat peta digital langsung dari 6,5 juta aset utilitas sehingga utilitas dapat mendeteksi masalah sebelum menyebabkan pemadaman, menghemat lebih dari US$50 juta per tahun. Ambisinya untuk mereplikasi ini di 10 utilitas di India, 10 di Afrika, dan 10 di Amerika Latin dan Asia Tenggara, menciptakan tulang punggung global utilitas distribusi digital yang siap untuk energi terbarukan,” tuturnya. 

Source link

Read Entire Article
Batam Now| Bontang Now | | |