5.758 Desa di RI Belum Teraliri Listrik, ESDM Target Tersambung 2029

2 days ago 7

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan elektrifikasi untuk 5.758 desa dengan penyambungan listrik bagi sekitar 1,2 juta rumah tangga tercapai pada 2029.

Hal ini seiring dengan digalakkannya program Listrik Desa (Lisdes). Selain itu, target tersebut sejalan dengan arah kebijakan ketenagalistrikan yang dituangkan pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025-2034.

Wakil Menteri ESDM Yuliot menyampaikan, program Lisdes diprioritaskan bagi rumah tangga di desa-desa dengan ketertinggalan akses, tantangan geografis, dan kebutuhan sosial tertinggi.

“Akses listrik bukan sekadar terang. Ini bisa membuka kesempatan belajar, produktivitas ekonomi, dan layanan kesehatan yang lebih baik. Lisdes 2025-2029 kami rancang untuk menghadirkan manfaat nyata itu hingga ke desa-desa terjauh,” kata Yuliot melalui keterangan resmi, Selasa (2/9/2025).

Menurut Yuliot, upaya melistriki daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) cukup menantang. Oleh karena itu, pihaknya bakal mengombinasikan sambungan on grid di lokasi yang dekat dengan jaringan PLN dengan solusi off grid bagi daerah terpencil.

Sebagai langkah awal, akhir Juni 2025 lalu, Presiden Prabowo Subianto telah meresmikan 55 pembangkit listrik energi terbarukan, yang terdiri atas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Adapun, pembangkit yang diresmikan tersebut tersebar di 15 provinsi dengan total kapasitas mencapai 379,7 megawatt.

Yuliot mengklaim, hingga pertengahan 2025, tahap konstruksi dan commissioning untuk proyek-proyek PLTS pedesaan telah berjalan dan sambungan perdana telah dinikmati oleh ribuan rumah tangga. Rasio elektrifikasi nasional telah mencapai sekitar 99,83% pada akhir 2024 sehingga Lisdes 2025-2029 difokuskan untuk menuntaskan kantong-kantong yang belum berlistrik.

Menurutnya, dengan dibangunnya Lisdes hingga 5 tahun ke depan, kesejahteraan masyarakat di wilayah 3T dapat tercapai. Sebab, dengan adanya listrik, kualitas pelayanan publik serta ekonomi lokal dapat dilakukan dengan lebih optimal.

“Dengan tambahan kapasitas EBT desa dan sambungan rumah tangga baru, Lisdes 2025–2029 diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan publik, menggerakkan perekonomian lokal, hingga mengurangi emisi karbon, dengan memperluas pemanfaatan PLTS yang cepat bangun dan minim jejak karbon,” tutur Yuliot.

Read Entire Article
Batam Now| Bontang Now | | |