Program PKT BISA Pupuk Kaltim, Petani Magetan Mampu Panen Empat Kali Setahun

1 month ago 35

BONTANGPOST.ID, Bontang – Optimalkan peran dalam memperkuat ketahanan pangan dan kesejahteraan petani, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) melalui program Pertanian Terpadu untuk Babadan Inovatif dan Sejahtera (PKT BISA), berhasil mendongkrak produktivitas pertanian di Dusun Babadan, Desa Kepuhrejo, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, Jawa Timur dengan hasil signifikan.

Keberhasilan ditandai panen raya oleh Direktur Utama Pupuk Kaltim bersama Pemerintah dan Forkopimda Kabupaten Magetan, Selasa (20/5/2025).

Program PKT BISA merupakan wujud keseriusan Pupuk Kaltim membangun ekosistem pertanian berkelanjutan, dengan melibatkan berbagai stakeholder terkait.

Diawali serangkaian peningkatan kapasitas petani hingga bantuan permodalan, pendampingan pengolahan tanah, serta penanganan persoalan hama tanaman.

Khusus di Dusun Babadan, program ini mengintegrasikan lima kelompok meliputi pertanian, peternakan, perikanan, kompos serta UMKM dan Ibu Milenial.

Hal ini diselaraskan dengan inisiatif Agrosolution, dimana petani diberikan berbagai kemudahan akses dari hulu hingga hilir.

Meliputi permodalan, bibit unggul, pupuk berkualitas, asuransi pertanian, hingga kepastian off taker untuk menyerap hasil panen diatas rata-rata harga pasar. Dan panen kali ini adalah periode kedua dari kemampuan empat kali panen petani PKT BISA dalam satu tahun.

“Kali ini PKT BISA berhasil memaksimalkan produktivitas padi mencapai 70 ton pada lahan 10 hektar, kacang tanah 5 ton dengan luas lahan 1,1 hektar, serta jagung mencapai 81 ton pada lahan 8 hektar,” terang Direktur Utama Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo.

Dikatakan Soesilo, program PKT BISA memiliki total luas lahan kelola mencapai 19,1 hektar yang tersebar di beberapa titik.

Keberhasilan ini pun menandai upaya nyata Perusahaan untuk turut serta mewujudkan swasembada pangan, sekaligus mendorong kerja sama dengan Koperasi Merah Putih yang tengah dicanangkan pemerintah pusat, sehingga dapat menjadi embrio pengembangan desa utamanya di sektor pertanian.

Hal ini mengingat PKT BISA tidak hanya fokus pada hasil akhir, tapi juga proses pembangunan kapasitas SDM dengan evaluasi pengukuran dampak secara berkelanjutan.

Pendekatan ini dilakukan agar seluruh elemen yang terlibat benar-benar memahami, serta mampu mengelola program sebagai milik bersama.

Selain itu Pupuk Kaltim tidak hanya berfokus pada aspek produksi pertanian, tetapi juga membangun ekonomi sirkular berbasis potensi lokal untuk mendorong nilai ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Termasuk upaya nyata terhadap regenerasi petani muda, sebagai peluang masa depan yang menjanjikan mulai tingkat desa.

“Jika kolaborasi ini terus berjalan, kami optimis petani Magetan bisa menjadi contoh sukses bagi desa-desa lain di Indonesia. Pupuk Kaltim siap bekerja sama dan berkolaborasi, sehingga Desa Kepuhrejo dapat menjadi percontohan pertanian terpadu nasional,” tutur Soesilo.

Dirinya meyakini, pendekatan terintegrasi dan partisipatif akan mampu menghadirkan solusi relevan dan berdampak jangka panjang di sektor pertanian.

Mengingat pembangunan pertanian yang tangguh tidak hanya bertumpu pada input pertanian seperti pupuk dan benih, tetapi juga kolaborasi pemberdayaan masyarakat dan penguatan kapasitas kelembagaan lokal.

“Pupuk Kaltim melalui PKT BISA mampu merealisasikan hal tersebut, sebagai wujud komitmen kami membangun ekosistem pertanian yang berkelanjutan, sehingga harapan swasembada pangan nasional semakin tercapai,” tambah Soesilo.

Mewakili petani Dusun Babadan, Bambang Hendro Kusworo, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pupuk Kaltim yang selama ini telah membina dan memberdayakan petani dalam peningkatan produktivitas pertanian.

Melalui program PKT BISA, aktivitas petani semakin optimal dalam menghasilkan produk pertanian berkualitas dan bernilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat.

“Program ini memberi manfaat sangat besar bagi kami, utamanya membangun cara bertani yang baik dan benar. Salah satunya pengolahan lahan menggunakan organik kompos, sebab posisi tanah Babadan sudah sangat sakit karena terlalu banyak menumpuk bahan kimia,” papar Bambang.

Dirinya menyebut, program PKT BISA telah menciptakan integrasi positif antara seluruh kelompok di Babadan, mulai sektor pertanian, peternakan, perikanan, kompos hingga UMKM.

Seluruhnya menjadi kesatuan dengan mendorong tiap komponen memaksimalkan peran masing-masing untuk meningkatkan produktivitas secara signifikan.

Seperti dirinya yang berfokus pada pertanian jagung, kini berhasil meningkatkan hasil panen dari 1 ton menjadi lebih dari 2 ton per hektar melalui sistem tanam organik terpadu.

“Bahkan produk turunan yang dikelola UMKM Babadan Makmur sudah menembus pasar nasional dan internasional, seperti stik serta kerupuk lele sudah sampai ke Kalimantan, Taiwan hingga Arab Saudi melalui teman-teman TKW,” terang Bambang.

Pj Sekda Kabupaten Magetan Winarto, menyambut baik kolaborasi ini dan menyebut Babadan sebagai contoh nyata ilmu terapan serta teknologi mampu mendongkrak potensi pertanian lokal.

Dirinya juga menekankan pentingnya Koperasi Merah Putih sebagai wadah pemberdayaan petani, sehingga harus berdiri di desa untuk meningkatkan peluang kesejahteraan para petani di daerah.

“Ini kolaborasi luar biasa dan kami tak ingin berhenti di sini, karena struktur alam Magetan yang beragam memberi peluang pengembangan program PKT BISA di wilayah lain. Kami harap program ini tidak hanya dinikmati petani Babadan, dan Pupuk Kaltim bisa membantu memperbaiki kondisi tanah wilayah lainnya yang memiliki kadar pH tinggi,” ungkap dia. (*)

Print Friendly, PDF & Email

Read Entire Article
Batam Now| Bontang Now | | |